Korban Keracunan MBG di Semin Gunungkidul Sudah Masuk Sekolah

2 hours ago 12

Korban Keracunan MBG di Semin Gunungkidul Sudah Masuk Sekolah Aktivitas pendistribusian program makan bergizi gratis di SDIT Dian Insani di Kalurahan Sumberejo, Semin. Rabu (17/9/2025).Harian Jogja - David Kurniawan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah siswa yang diduga keracunan hidangan makan bergizi gratis dipastikan sudah masuk sekolah seperti biasa. Agar kejadian tidak terulang, penyedia diharapkan benar-benar menjaga kualitas makanan yang disajikan.

Sekretaris Yayasan Dian Insani di Kalurahan Sumberejo, Semin, Santoso mengatakan, program makan bergizi gratis di Kapanewon Semin baru berjalan mulai Senin (15/9/2025). Di penyajian perdana ini ada insiden karena ada sejumlah siswa yang diduga keracunan, usai menyantap hidangan tersebut.

“Di tempat kami ada sepuluh anak yang diduga keracunan. Kalau tidak salah, para siswa ini kelas 3, 4 dan 6,” kata Santoso saat ditemui di SDIT Dian Insansi, Rabu (17/9/2025).

BACA JUGA: Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton

Dia menjelaskan, kronologi dugaan keracuan muncul setelah siswa mengeluh mual-mual dan pusing. Upaya pertolongan pun dilakukan dengan membawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Langsung kami bawa ke puskesmas. Alhamdulillah siangnya [Senin] dirawat, sorenya sudah diperbolehkan pulang,” katanya.

Menurut Santoso, para siswa yang diduga keracunan juga sudah beraktivitas biasa dan masuk sekolah. “Tidak ada yang sampai rawat inap. Karena, Senin kejadian, hari Selasa sudah pada masuk sekolah,” katanya.

Tak ingin peristiwa yang sama terulang, pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan program makan bergizi gratis. Adapun hasilnya, penyedia berjanji akan melakukan perbaikan didalam menjaga kualitas menu yang disajikan.

“Penyedia juga memberikan multi vitamin kepada para korban yang diduga keracunan,” katanya.

Disinggung mengenai proses pengiriman, ia mengaku bahwa hidangan dikirim sekitar pukul 08.00 WIB. Sesuai dengan instruksi yang mengharuskan segera disantap, maka saat datang langsung dibagikan ke siswa untuk dimakan.

“Sebenarnya nanggung kalau harus makan pukul 08.30 WIB, kalau bisa lebih pagi lagi seperti pukul 07.00 WIB sehingga lebih pas. Apalagi di tempat kami juga menyediakan makanan untuk siswa di siang harinya,” kata Santoso.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, total ada 19 siswa yang diduga keracunan di Kapanewon Semin. Rinciannya, sebanyak 15 siswa berasal dari SD, tiga siswa SMP dan satu siswa SMA.

“Untuk jenis kelaminnya, enam anak laki-laki dan 15 anak perempuan,” kata Ismono, Selasa (16/9/2025) petang.

Diduga keracunan ini terjadi, usai para siswa menyantap makanan dari program makan bergizi gratis. Guna kepastian, juga sudah ada pemeriksaan sampel makanan sisa yang diambil oleh tim penyelidik epidimiologis di lapangan.

“Sampel makanan yang diambil isinya nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage dan minuman dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi [SPPG] yang mengelola di Semin,” katanya.

BACA JUGA: Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat

Ditambahkannya, sampel yang telah diamankan juga sudah dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta. Tujuannya, untuk memastikan apakah makanan yang disajikan menjadi penyebab para siswa keracunan.

“Untuk pemantauan, kami juga sudah embagikan google form untuk penerima manfaat. langkah ini sebagai tindaklanjut untuk penyelidikan epidemiologis,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|