Menjadi Pahlawan Literasi dengan Picture Book

2 hours ago 1

Menjadi Pahlawan Literasi dengan Picture Book Dr. Iin Inawati, M.Pd. - Istimewa.

Menjadi pahlawan di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa lalu dilakukan dengan mengangkat senjata—bisa berupa bambu runcing, senapan, atau apa pun yang dapat digunakan untuk mengalahkan musuh secara fisik. Tantangan saat itu adalah merebut kemerdekaan secara nyata dan berhadapan langsung dengan penjajah.

Namun, menjadi pahlawan di masa kini memiliki bentuk yang berbeda karena tantangan zaman juga telah berubah. Tantangan masa sekarang bukan lagi pertempuran fisik, melainkan perjuangan pemikiran. Kita hidup di era mengisi kemerdekaan, di mana perjuangan dilakukan melalui peingkatan kualitas manusia Indonesia dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan literasi.

Menjadi pahlawan masa kini bisa dilakukan di ruang-ruang kelas, di balik layar laptop, di berbagai komunitas, bahkan di rumah kita sendiri. Memberikan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran kritis kepada anak-anak terhadap berbagai situasi kehidupan adalah salah satu bentuk nyata kepahlawanan di masa modern ini.

Picture Book: Jendela Imajinasi dan Literasi

Salah satu cara menjadi pahlawan masa kini adalah dengan menumbuhkan literasi anak melalui kegiatan sederhana namun konsisten. Literasi anak bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup kemampuan memahami bunyi, mengenali bahwa huruf dan kata memiliki makna, serta menikmati cerita melalui teks dan gambar. Pada tahap awal, literasi anak dikenal dengan istilah emergent literacy—masa ketika anak mulai tertarik pada buku, gambar, bunyi huruf, dan cerita yang dibacakan oleh orang dewasa (Whitehurst & Lonigan, 1998).

Salah satu media paling efektif untuk menumbuhkan literasi anak adalah picture book. Picture book merupakan karya sastra bergambar yang ditulis untuk anak-anak, di mana ilustrasi dan teks saling melengkapi untuk menyampaikan makna. Melalui picture book, anak-anak tidak hanya belajar mengenal huruf dan kata, tetapi juga memahami konteks, emosi, dan nilai kehidupan. Buku bergambar membantu anak mengembangkan imajinasi karena menyajikan dunia yang dekat dengan pengalaman mereka, disertai warna, tokoh, dan situasi yang menarik.

Selain menumbuhkan imajinasi, picture book juga berperan penting dalam membangun nilai moral dan karakter. Cerita-cerita dalam picture book menyampaikan pesan melalui perilaku dan dialog tokohnya, bukan dengan nasihat yang menggurui. Dengan cara yang lembut namun kuat, anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan, seperti empati, kejujuran, kerja sama, dan tanggung jawab.

Hasil penelitian mendukung peran penting picture book dalam perkembangan literasi anak. Crawford et al. (2024) menemukan bahwa kegiatan membaca buku bergambar pada anak usia prasekolah secara signifikan meningkatkan kemampuan fonologis, pemahaman makna, dan minat baca anak di masa berikutnya.

Temuan serupa juga diungkapkan oleh Wang and Sao (2022) yang menemukan bahwa membaca buku bergambar bersama orang dewasa akan meningkatkan kemampuan belajar dan pemahaman anak. Hal ini penting karena membaca bukan hanya mengenal huruf-huruf dan kata-kata namun juga memahami makna dari kata-kata dan kalimat yang ada di buku.
Kemampuan tersebut juga merupakan salah satu kemampuan literasi awal atau emergent literacy. Dengan demikian, picture book tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat pendidikan yang efektif untuk menumbuhkan literasi secara alami.

Guru dan Orang Tua sebagai Pahlawan Literasi

Untuk mengisi kemerdekaan di masa kini, guru dan orang tua dapat menjadi pahlawan literasi melalui langkah sederhana—membacakan picture book kepada anak selama 15 menit setiap hari. Kegiatan sesingkat itu dapat menumbuhkan imajinasi, memperkaya kosakata, memperkuat karakter, dan meningkatkan kemampuan literasi anak. Kebiasaan ini juga membangun kedekatan emosional antara anak dan pembaca, menjadikan kegiatan membaca sebagai momen yang menyenangkan dan bermakna.

Tujuan akhir literasi anak bukan hanya agar anak pandai membaca, melainkan agar mereka mencintai proses belajar, berpikir kritis dan kreatif, serta memiliki empati sosial melalui teks dan cerita. Literasi anak adalah proses menumbuhkan kecintaan pada bahasa, bacaan, dan pemikiran sejak dini agar anak tumbuh menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Mari kita menjadi pahlawan bagi anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah, dengan membiasakan membacakan picture book. Karena dari cerita sederhana dan gambar penuh warna, lahir generasi yang imajinatif, berkarakter, dan literat—pahlawan masa depan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|