Kambing kontes milik Baryadi dibersihkan jelang mengikuti kontes Kambing Peranakan Etawa (PE) Piala Bupati Bantul Tahun 2025 di Stadion Sultan Agung, Minggu (7/12/2025) - Harian Jogja/Kiki Luqman
Harianjogja.com, BANTUL—Kontes Kambing Peranakan Etawa (PE) Piala Bupati Bantul 2025 berlangsung meriah dengan ratusan peserta dari berbagai daerah Jawa, memperkuat posisi Bantul sebagai pusat ternak unggulan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Agus Budiraharja, menyebut kontes tersebut sudah menjadi agenda rutin yang selalu mendapat antusiasme tinggi dari komunitas peternak. Agus menjelaskan, kontes kambing dan domba PE di Bantul telah lama memiliki reputasi di tingkat nasional.
“Ini kegiatan rutin, dan Bantul selalu menyelenggarakan event penilaian atau kontes ternak kambing domba Kaligesing. Taraf kontesnya sudah nasional dan Alhamdulillah ratusan peserta hadir dari seluruh Pulau Jawa,” ujar Agus, Minggu (7/12/2025).
Menurut Agus, kehadiran kontestan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa kontes ini memiliki daya tarik yang kuat, serta memberi manfaat langsung bagi peternak. “Harapan kami kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara rutin, bahkan dapat berkembang di daerah lain. Kontes ini memotivasi para peternak untuk semakin giat mengembangkan ternak sesuai varian yang dilombakan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ajang kompetisi ternak seperti ini berpengaruh langsung pada peningkatan nilai jual ternak. “Dengan kontes ini, nilai kambing atau domba akan naik. Nilai ekonominya bertambah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, mengatakan Bantul secara konsisten menjadi tuan rumah berbagai kompetisi ternak bergengsi setiap tahun. “Di Kabupaten Bantul ada empat kontes besar, yaitu Piala Danrem, Piala Kapolres, Piala Bupati seperti hari ini, dan sejumlah lomba lain yang dilaksanakan di beberapa kapanewon,” ungkapnya.
Joko Waluyo menuturkan kebutuhan pemotongan ternak di Bantul cukup besar, sehingga peningkatan kualitas ternak menjadi kebutuhan mendesak. “Kontes seperti ini bisa menaikkan harga jual sekaligus memacu semangat beternak. Harapan kami, kebutuhan ternak berkualitas di Bantul dapat terpenuhi,” ujarnya.
Terkait teknis penilaian, Joko menjelaskan bahwa standar kompetisi mengikuti aturan Perkanas (Peternak Kambing Kaligesing Nasional). “Yang dinilai mulai dari bentuk tubuh, panjang tubuh, hingga literasi standar yang telah disepakati Perkanas. Penilaian dilakukan oleh juri-juri dari Perkanas maupun lembaga terkait lainnya,” terangnya. Ia berharap gelaran serupa terus memperkuat posisi Bantul sebagai salah satu pusat pengembangan kambing PE di Indonesia.
Di tengah jalannya kontes, sejumlah peserta dari luar daerah turut menambah semarak, termasuk Baryadi, pemilik kambing kontes dari Banjarnegara, yang hadir bersama kelompoknya. Ia membawa dua ekor kambing kelas D.
Baryadi mengungkapkan bahwa kontes dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E, dengan pembagian berdasarkan usia dan ukuran ternak. “Kalau kelas D itu kisaran umur lima bulan. Untuk kelas lain, ada yang berdasarkan ukuran, ada yang berdasarkan usia,” ujarnya.
Sebagai peserta yang sudah sering mengikuti kontes serupa di berbagai daerah seperti Wonosobo, Ponorogo, hingga Jember, ia mengatakan tujuan ikut lomba adalah meningkatkan kualitas kambing sekaligus nilai jualnya. “Kalau dapat juara, harganya bisa naik. Kelas D bisa sampai seratus juta, kelas C di atas dua ratus juta,” ungkapnya.
Baryadi menjelaskan perlakuan untuk kambing kontes jauh lebih intensif dibanding ternak biasa. “Kalau kambing biasa pakannya ramban. Kalau kambing kontes pakai comboran seperti grain, ampas tahu, telar, susu. Persiapannya minimal satu bulan dan harus ekstra,” jelasnya.
Ia berharap kontes seperti ini terus diadakan karena sangat bermanfaat bagi peternak, baik dari sisi kualitas maupun pasar. “Kalau persiapan maksimal, hasilnya juga bagus,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













































