Jakarta, CNBC Indonesia - Satu dari lima warga Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka membeli lebih banyak barang dari biasanya terutama karena kekhawatiran atas tarif Presiden Donald Trump. Fenomena panic buying ini terlihat dari laporan CreditCards.com pada Selasa.
Melansir Reuters pada Rabu (19/2/2025), fenomena 'senjata makan tuan' ini merupakan temuan CreditCards.com. Disebut bahwa ini mencerminkan meningkatnya kecemasan konsumen atas potensi kenaikan harga dan ketidakpastian ekonomi.
Tarif cenderung bersifat inflasi karena menaikkan biaya barang impor, yang mendorong bisnis untuk menyerap biaya yang lebih tinggi atau meneruskannya kepada konsumen melalui kenaikan harga. Hal ini dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih luas karena biaya produksi meningkat di seluruh industri yang bergantung pada bahan dan komponen asing.
Bagi konsumen, ketakutan akan kenaikan harga sering kali memicu perilaku penimbunan, terutama makanan yang tidak mudah rusak, tisu toilet, dan perlengkapan medis. Alhasil mereka bergegas membeli barang sebelum biaya meningkat lebih lanjut.
Menurut laporan tersebut, ketika ditanya tentang dampak tarif yang direncanakan Trump pada pembelian dalam jumlah besar, 22% responden mengatakan bahwa tarif tersebut berdampak signifikan. Sementara 30% melaporkan adanya dampak.
"Satu dari lima orang Amerika menganggap pembelian terbaru mereka sebagai 'pengeluaran yang sia-sia', dan 23% orang Amerika memperkirakan mereka dapat melakukan atau memperburuk kartu kredit mereka tahun ini," kata laporan tersebut.
Pengeluaran yang sia-sia mengacu pada perilaku melakukan pembelian yang berlebihan atau impulsif karena ketidakpastian atau kecemasan tentang masa depan. Hal itu sering kali dipicu oleh ketidakstabilan ekonomi, ketegangan geopolitik, atau kekhawatiran atas masalah keuangan yang membayangi.
Sebelumnya, para eksekutif perusahaan telah menjelaskan tentang tantangan yang semakin tidak pasti oleh rencana Trump yang berubah-ubah. Di mana kebijakan tarif dapat mengganggu perdagangan dunia dan mendorong beberapa perusahaan untuk memindahkan produksi ke AS.
Wall Street sendiri telah khawatir tarif dapat mempercepat inflasi AS dan mencegah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed/Fed) memangkas suku bunga. Tarif akan memperlambat pertumbuhan ekonomi karena ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan juga dapat membebani kepercayaan konsumen.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Dagang AS-China Memanas, China Balas Tarif Baru Trump
Next Article Siaga Perang Dagang Jilid 2, Xi Jinping Respons Trump Menang Pemilu AS