Sejumlah wisatawan sedang melakukan penyusuran di objek wisata Gua Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo. Senin (8/12/2025). Harian Jogja - David Kurniawan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah destinasi alam di Gunungkidul seperti Gua Pindul, Sri Getuk, dan Kalisuci dipastikan tetap aman dikunjungi, meski kewaspadaan menghadapi musim hujan diperketat.
Dinas Pariwisata menyebut beberapa lokasi memang memiliki kerentanan bencana, terutama potensi longsor dan banjir saat curah hujan tinggi. Untuk itu, monitoring bersama BPBD dan pemangku kepentingan telah digencarkan agar operasional wisata tetap terjaga.
Selain mitigasi di lapangan, pengelola destinasi juga diminta menerapkan SOP keselamatan secara disiplin, termasuk memantau debit air, menyiapkan jalur evakuasi, serta menghentikan aktivitas saat kondisi cuaca tidak memungkinkan.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supriyanta mengatakan, sempat ada peringatan terkait dengan potensi longsor di area wisata alam di Gunungkidul. Objek yang rawan ini meliputi Gua Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo; Cave Tubing Kalisuci di Kalurahan Pacarejo, Semanu dan Air Terjun Sri Getuk di Kalurahan Bleberan, Playen.
Secara lokasi ia tidak menampik bahwa di beberapa lokasi ini juga rawan bencana, terutama saat musim hujan. “Namanya wisata alam dan kondisinya saat musim hujan sangat rentan terjadi bencana. Yang terpenting ada upaya mitigasi dan kewaspadaan terhadap potensi bencana tersebut,” kata Supri, Selasa (9/12/2025).
Ia tidak menampik adanya pengumuman destinasi wisata rawan bencana di Kabupaten Gunungkidul ikut berpengaruh terhadap kunjungan wisata. Berdasarkan laporan diterima sudah ada pembatalan kunjungan ke destinasi di Gua Pindul.
Guna mengantisipasi agar tidak semakin berpengaruh terhadap tingkat kunjungan, langkah cepat langsung dilakukan. Pihaknya bersama-sama dengan Dinas Pariwisata DIY dan BPBD Gunungkidul melakukan monitoring ke lapangan agar kesiapsiagaan terhadap kebencanaan benar-benar dipersiapkan dengan baik.
“Kondisinya masih aman untuk kunjungan wisata. jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” kata Supri.
Di sisi lain, ia juga meminta kepada pengelola wisata untuk menjalankan SOP keselamatan secara ketat. Ke depannya, dinas pariwisata bakal memperkuat asesmen keamanan, komunikasi di bidang kepariwisataan hingga penguatan koordinasi lintas instansi agar informasi yang disampaikan ke pengunjung bisa lebih jelas sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran yang dapat berpengaruh terhadap kunjungan.
“Cuaca ekstrem harus diantisipasi denga upaya mitigasi. Tujuannya, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung yang datang karena datangnya musim hujan bukan suatu penghalang,” katanya.
Pengelola destinasi wisata Gua Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Arif Sulistyo mengatakan, memasuki musim hujan, destinasi wisata yang dikelola rawan banjir. Pasalnya, objeknya merupakan susur wisata sungai bawah tanah sehingga saat hujan potensi banji semakin tinggi.
Meski demikian, ia mengakui hal tersebut bukan menjadi kendala. Pasalnya, upaya mitigasi sudah dilakukan sehingga wahana susur ini tetap bisa dijalankan.
“Kami sudah menyiapkan jalur evakuasi. Kami juga rutin melakukan pengecekan peralatan yang dipergunakan untuk penyusuran,” katanya.
Di samping itu, sambung Arif, saat musim hujan, upaya susur gua juga melihat kondisi cuaca. pada saat terjadi hujan dan debit air meningkat atau terjadi banjir, maka aktivitas wisata langsung diberhentikan.
“Kami tidak mau ambil risiko. Keselamatan pengunjung merupakan hal utama sehingga saat bajir, maka aktivitas penyusuran langsung dihentikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News














































