5 Perkara yang Membatalkan Wudhu Menurut Mazhab Syafii, Apa Saja?

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wudhu adalah kunci sahnya shalat. Seorang Muslim tidak dapat menghadap Allah SWT dalam keadaan tidak suci. Karena itu, menjaga wudhu sama pentingnya dengan melaksanakannya.

Namun, sering kali wudhu yang telah diambil menjadi batal tanpa disadari karena adanya hal-hal tertentu.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Dalam kitab yang ditulis beberapa pakar antara lain Dr Musthafa al-Khan, Dr Musthafa al-Bagha, dan Ali al-Syarbaji berjudul al-Fiqh al-Manhaji ‘Ala Madzhab al-Imam al-Syafii, dijelaskan secara rinci hal-hal yang membatalkan wudhu, agar seorang muslim lebih berhati-hati dalam menjaga kesucian diri sebelum beribadah. Berikut ini penjelasannya:

1. Sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur

Hal pertama yang membatalkan wudhu adalah keluarnya sesuatu dari dua jalan, baik dari qubul (kemaluan depan) maupun dubur (kemaluan belakang). Yang dimaksud di sini adalah segala macam keluaran, baik cairan seperti air kencing, madzi, wadi, darah, nanah, benda padat seperti kotoran atau batu ginjal, hingga gas seperti kentut.

Semua ini, baik sedikit maupun banyak, suci maupun najis, tetap dihukumi membatalkan wudhu.

كل ما خرج من أحد السبيلين من بول أو غائط أو دم أو ريح: قال تعالى: (لو جاء أحد منكم الغائط) [النساء: 42] . أي مكان قضاء الحاجة، وقد قضى حاجته من تبرز أو تبول. والغائط هو المكان المنخفض، وفي مثله تقضى الحاجة من تبرز أو تبول. والغائط هو المكان المنخفض، وفي مثله نقضى الحاجة غالباً وعادة

وروى البخاري (135) ومسلم (225) عن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم: "ولا يقبل الله صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ" . فقال رجل من أهل حضر موت ما الحدث يا أبا هريرة؟ قال فساء أو ضراط.

وقيس على ما ذكر كل خارج من القبل أو الدبر، ولو كان طاهراً

Setiap perkara yang keluar dari dua jalan, baik berupa kencing, buang air besar, atau darah yang mengalir. Allah SWT berfirman:

اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ

‘’Atau bila salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air.’’ (QS. Al-Maidah : 6)

Yang dimaksud ayat ini adalah tempat untuk buang air besar atau kecil. Tempat buang air besar adalah tempat yang rendah, dan di tempat seperti itu orang buang air besar atau kecil. Tempat buang air besar adalah tempat yang rendah, dan di tempat seperti itu kita biasanya buang air besar atau kecil.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian jika berhadas sebelum berwudhu." Seorang pria dari penduduk Hadhramut bertanya, "Apa yang dimaksud dengan hadas, wahai Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Buang air kecil atau kentut."

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|