7 Aplikasi Ojol Bangkrut dan Tutup di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya

1 day ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan ojek online (ojol) berhasil mendisrupsi industri transportasi di Indonesia. Platform penyedia ojol menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk memesan angkutan dan membayar biaya yang lebih efisien. 

Di awal kemunculan ojol, terjadi gesekan dengan ojek pangkalan. Namun, lama-kelamaan banyak ojek pangkalan yang beradaptasi dan bergabung menjadi mitra ojol.

Pada masa kejayaannya, banyak pemain ojol yang tersedia di Indonesia. Hanya saja, tak banyak yang akhirnya mampu bertahan sampai sekarang. 

Beberapa platform ojol terpaksa tutup karena tak kuat menghadapi sengitnya persaingan. Berikut beberapa daftar ojol yang sempat hadir di Indonesia, tetapi sekarang sudah hilang:

1. Call Jack

Calljack merupakan aplikasi ride hailing lokal asal Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua opsi layanan Calljack dan O'Jack. Sayangnya nama mereka hilang bak ditelan bumi.

2. Ojekkoe

Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif. Padahal Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, di mana layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.

3. Topjek

Saat rilis, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur unggulan chat room, yang kala itu belum ada di aplikasi milik Gojek dan Grab. Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 driver dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.

4. Uber

Uber angkat kaki dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnis kepada Grab, sehingga mitra pengemudi Uber banyak yang berpindah ke platform Grab atau bahkan Gojek.

5. LadyJek

LadyJek menjadi salah satu ride hailing yang sempat menggemparkan menjadi ojek online dengan pengemudi wanita untuk kaum wanita. Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek terlihat sukses saat itu. Namun akibat keterbatasan modal, mereka juga harus gulung tikar.

6. Blujek

Saingan terbesar Gojek dan Grab ini juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride hailing tersebut, Blujek mengenakan warna biru dan memiliki armada cukup besar saat itu.

7. OjekArgo

OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, dahulu pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu instal aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.

Demikian daftar 7 platform ojol yang sudah lenyap di Indonesia. Semoga informasi ini menambah wawasan kita semua!


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Bisnis "Employee Super App" Era Perang Dagang

Next Article Beda Pendapatan Grab dan Gojek dari Food dan Ojol, Segini Hitungannya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|