97 Tahun Setelah Sumpah Pemuda Kini Generasi Muda Hadapi Tantangan Zaman

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- 97 tahun setelah Sumpah Pemuda dikumandangkan, semangat persatuan kaum muda kembali diuji oleh tantangan zaman. Tekanan sosial, kesehatan mental, lapangan kerja, kemiskinan literasi dan etika digital, pragmatisme, oportunisme, materialisme dan hedonisme menjadi masalah yang dihadapi generasi muda Indonesia.

Sehubungan dengan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir mengingatkan agar generasi muda Indonesia tidak kehilangan arah perjuangan dan karakter luhur yang diwariskan para pendahulunya. Ia menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda 1928 secara tegas membuktikan persatuan kaum muda sebagai kunci utama menuju Indonesia merdeka di tengah keberagaman. 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ia mengatakan, kini 97 tahun berlalu dari peristiwa Sumpah Pemuda. Adakah para pemuda Indonesia memiliki komitmen perjuangan luhur sekaligus jiwa bersatu dalam membangun Indonesia menuju negara dan bangsa yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana cita-cita para pendiri Indonesia?

"Di tubuh bangsa ini banyak generasi muda yang memiliki potensi dan prestasi di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam penguasaan saintek khususnya teknologi digital," kata Haedar, Selasa (28/10/2025)

Menurutnya, masih banyak anak-anak bangsa yang berkarakter positif untuk bekerja keras meraih kesuksesan dalam pendidikan dan dimensi kehidupan lainnya. Dengan segala keterbatasan banyak anak-anak Indonesia yang kondisi ekonominya tidak atau kurang berkemampuan namun menunjukkan prestasi dan semangat hidup yang tinggi. Terdapat banyak anak muda Indonesia yang jujur, terpercaya, cerdas, berilmu, berkeahlian, dan berkarakter kuat sebagai modal ruhaniah yang penting bagi masa depan bangsa.

Presiden Prabowo dalam pidato dan arahannya di hadapan para Menteri Kabinet Merah Putih menyebutkan, berdasarkan statistik, sekitar 1 persen dari total populasi suatu negara memiliki IQ di atas 120. Dengan populasi Indonesia mencapai 287 juta jiwa, diperkirakan ada lebih dari 2 juta anak berpotensi tinggi yang dapat menjadi aset bangsa jika ditemukan dan dibina secara tepat. 

"Keyakinan presiden tersebut menunjukkan optimisme akan potensi generasi bangsa Indonesia yang penting untuk terus digali dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pranata kebudayaan yang strategis lainnya," ujar Haedar.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|