Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana melakukan modernisasi armada maritim dan pelabuhan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Rencana tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menghadiri pembukaan Indonesia Maritime Week di Jakarta International Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Menurut AHY, rencana tersebut bisa dilaksanakan dengan mengedepankan kreativitas, aspek berkelanjutan, dan mekanisme pembiayaan yang tepat.
"Sampai hari ini, transportasi maritim masih tertinggal dibandingkan dengan transportasi darat karena dekarbonisasi. Proyek menjanjikan seperti pelabuhan hijau di Teluk Lamong muncul, tapi masih ada yang yang harus dilakukan," ujarnya.
AHY lantas mengajak seluruh peserta IMW untuk mengatasi berbagai rintangan dalam memodernisasi armada yang sudah uzur dengan emisi yang lebih rendah serta membangun infrastruktur hijau dengan skala yang tepat. Oleh karena itu, restrukturisasi fundamental dari ekosistem pembiayaan maritim sangat-sangat dibutuhkan dengan cepat.
"Kita harus mengembangkan satu skema pembiayaan hijau dengan suku bunga yang rendah. Kedua, model-model yang melibatkan KPBU. Ketiga, perhatian untuk fasilitas maritim yang secara potensial didukung oleh sovereign funds," kata AHY.
"Kurangnya instrumen pembiayaan yang dirancang untuk pembangunan perkapalan dan kebutuhan pelayaran berbeda dengan hub maritim global di mana kapal-kapal mendapatkan manfaat dari pembiayaan jangka panjang dengan 50 tahun hingga 70 tahun lifespan mereka," lanjutnya.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu, pemilik kapal di Indonesia kadang bergantung kepada pinjaman komersial untuk menutupi kebutuhan pendanaan. Oleh sebab itu, dia menginformasikan kalau pelaku industri maritim sudah siap berkolaborasi dengan institusi keuangan untuk menjadi pionir demi menghadirkan warisan bagi dunia pelayaran tanah air.
Lebih lanjut, AHY mengungkapkan kalau kapal-kapal hijau juga membutuhkan pelabuhan-pelabuhan hijau. Artinya nanti akan ada fasilitas bahan bakar hijau hingga smart logistic.
"Negara-negara ASEAN lainnya, juga China sudah melakukan ini. Kita tidak bisa tertinggal dari mereka. Kita juga memprioritaskan pengembangan pelabuhan di kawasan timur Indonesia, khususnya Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara untuk bisa mengurangi biaya logistik dan meningkatkan aksesibilitas," ujar AHY.
"Investasi ini sangat penting sekali, bukan saja untuk integrasi nasional, tapi juga untuk bisa membuka potensi ekonomi dan memastikan bahwa tidak ada pulau yang tertinggal di dalam pertumbuhan kita," lanjutnya.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kapal Perusak Baru Korut Alami Kecelakaan Saat Diluncurkan
Next Article Gaya AHY Blusukan Cek Pelabuhan Tanjung Priok Jelang Tahun Baru