Amerika Takut China Makin Kuat, Ini Pengakuan Bos Raksasa Teknologi AS

5 days ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketangguhan China dalam mengembangkan industri teknologinya membawa ancaman bagi Amerika Serikat (AS). China dikhawatirkan bisa menyalip dominasi teknologi AS, salah satunya di sektor platform media sosial.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara terbuka mengakui bahwa kehadiran TikTok menjadi ancaman besar bagi bisnis Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp).

Pernyataan ini disampaikan saat ia memberikan kesaksian dalam sidang anti monopoli terhadap Meta yang digelar oleh Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), beberapa saat lalu.

Zuckerberg menegaskan bahwa sejak TikTok muncul 2018 lalu, aplikasi video pendek itu langsung menjadi prioritas utama dan ancaman kompetitif yang serius bagi perusahaannya. Hal ini menggarisbawahi seberapa besar tekanan yang dirasakan Meta akibat pesatnya pertumbuhan TikTok.

Ia juga mengatakan bahwa aplikasi milik ByteDance terus menjadi fokus upaya kompetitif Meta selama beberapa tahun.

Mulanya, ByteDance membeli Musical.ly pada 2017, dan menggabungkannya dengan TikTok tahun berikutnya.

Sekitar waktu yang sama, Meta (saat itu dikenal sebagai Facebook) berhenti melaporkan jumlah pengguna Facebook dalam laporan kuartalannya, dan beralih ke metrik "keluarga aplikasi" baru yang mencakup Instagram dan WhatsApp.

Perubahan ini dirancang untuk menyembunyikan fakta bahwa aplikasi unggulan Meta mengalami perlambatan pertumbuhan.

Zuckerberg memberikan komentar menarik lainnya selama persidangan dalam menanggapi pertanyaan tentang efek jaringan platform media sosial. Dia mengatakan bahwa aplikasi media sosial tidak lagi penting untuk meningkatkan koneksi antara teman dan keluarga untuk berkembang.

"Aplikasi-aplikasi tersebut sekarang berfungsi terutama sebagai mesin pencari," kata Zuckerberg dalam kesaksiannya, dikutip dari TechCrunch, Senin (25/4/2025).

"Konten tersebut kemudian bisa dibawa ke aplikasi pesan," imbuhnya.

Namun di sisi lain, Meta kini berupaya kembali ke akar Facebook dengan menekankan kembali hubungan antar pengguna. Perusahaan bahkan meluncurkan sejumlah fitur baru yang memudahkan interaksi antar teman, termasuk pembaruan tab Friends yang kini menyoroti permintaan pertemanan dan aktivitas teman.

Zuckerberg sebelumnya juga sempat menyampaikan kepada investor bahwa kembali ke Facebook yang orisinal merupakan salah satu target utama perusahaan untuk tahun 2025.

Perang teknologi antara AS dan China memang berlangsung sengit. Beberapa sektor seperti chip, pengembangan AI, smartphone, hingga media sosial, menjadi arena 'perang' bagi AS dan China untuk memantapkan posisinya. 


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jakarta E-Prix 2025, Laboratorium Inovasi & Elektrifikasi ABB

Next Article Makin Mesra, Bos Meta Bertemu Donald Trump di Florida

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|