Begini Cara Warga Badui Pedalaman Tanam Padi Gogo

3 hours ago 1

Harianjogja.com, BANTEN—Masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten secara serentak mulai ngaseuk atau menanam padi gogo di lahan darat dengan cara melubangi tanah menggunakan batang pohon untuk selanjutnya diberikan dua butir gabah setiap lubang.

"Kami setiap ngaseuk padi secara serentak dengan gotong royong itu," kata Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu (5/10/2025).

Penanaman ngaseuk padi gogo itu diawali di lahan milik Djaro Oom sebagai Kepala Desa Kanekes yang melibatkan 300 warga.

Masyarakat Badui saat ini setiap hari ngaseuk padi huma varietas lokal dengan gotong royong untuk cepat merampungkan penanaman.

Bila satu kampung itu terdapat penduduk 100 kepala keluarga untuk ngaseuk padi gogo di lima lokasi maka saling bantu dan gotong royong dengan masing-masing peserta 20 orang per titik.

"Kami sejak turun-temurun jika memasuki ngaseuk padi gogo dilakukan gotong royong dengan bergantian agar cepat selesai melakukan tanam," katanya.

Dia mengatakan masyarakat Badui setelah merampungkan ngaseuk padi huma, kembali menggarap lahan lainnya, seperti menanam pisang, palawija, dan sayuran dengan cara tumpang sari di satu kawasan lahan.

Penanaman padi huma itu dikembangkan sejak nenek moyang, sedangkan masyarakat Badui dilarang menanam padi di lahan persawahan menggunakan cangkul dan bajak kerbau.

Padi huma atau padi gogo itu bisa dipanen setelah enam bulan karena menggunakan benih lokal dan tahan terhadap kekeringan.

Masyarakat Badui melaksanakan penanam padi gogo berdasarkan kalender adat, sedangkan saat ini sebagai keberuntungan mereka karena cuaca sering berupa curah hujan tinggi.

"Kami berharap ngaseuk padi huma nanti panen tahun depan melimpah produksi pangan," katanya.

Sarja, seorang petani Badui, mengatakan ngaseuk padi huma dilaksanakan serentak dan bergotong royong pada Senin (6/10) dengan peserta 30 orang di lahan 1 hektare.

"Kami menargetkan bisa rampung ngaseuk padi gogo seharian," katanya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan hingga saat ini masyarakat Badui belum pernah mengalami kerawanan pangan, apalagi sampai kelaparan, sebab mereka memiliki cadangan pangan 8.000 leuit atau rumah pangan sehingga memenuhi ketersediaan pangan dan tidak terdampak El Nino.

Jika padi huma gagal panen pun, katanya, masyarakat Badui masih memiliki cadangan pangan yang cukup.

Masyarakat Badui sejak dahulu hingga saat ini, katanya, memiliki kedaulatan pangan dengan memiliki leuit untuk menyimpan gabah padi hasil panen.

Jumlah lumbung yang ada 8.000 leuit dari 4.000 keluarga dengan penduduk 13.309 jiwa dan dari 8.000 lumbung pangan itu, jika rata-rata tiga ton/lumbung, berarti jumlah total 24 ribu ton gabah.

"Kami meyakini stok pangan di lumbung itu bisa dijadikan pangan keluarga jika terserang hama maupun bencana alam," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|