Benarkah Israel di Balik Pembunuhan Charlie Krik Tokoh Sayap Kanan Pendukung Trump?

3 hours ago 24

Charlie Kirk membagikan topi sebelum berbicara di Utah Valley University di Orem, Utah, Rabu, 10 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Charlie Kirk ditembak mati pada 10 September 2025 lalu oleh seorang penembak jitu yang tampaknya diposisikan di atap sebuah gedung berjarak sekitar 200 meter, di kampus Utah State University di Orem.

Tokoh pro-Trump berusia 31 tahun ini sedang berbicara di hadapan ribuan orang di perhentian pertama tur "America Comeback".

Kematiannya dikelilingi derasnya ratapan, doa, dan kemarahan, yang diungkapkan para politisi dan analis dengan cara yang paling berlebihan.

Oleh media, disebut dengan cara yang mengabaikan fakta bahwa dia menganut agenda supremasi rasial sayap kanan dan budaya kekerasan yang berasal dari slogan tersebut: "Buat Amerika Hebat Lagi".

Donald Trump dengan cepat menuduh apa yang disebutnya sebagai kekerasan sayap kiri sebagai pihak paling bertanggung jawab atas pembunuhan Kirk.

Seperti yang dicatat oleh Nolan Higdon, "Kaum konservatif menggambarkan pembunuhan Kirk sebagai sebuah tindakan perang yang dilakukan oleh kaum kiri."

Pemerintahan Trump, pada gilirannya, bergerak cepat untuk mengeksploitasi insiden tersebut secara politis demi membatasi kebebasan berbicara dan berpendapat di AS.

Kampanye baru ini, yang sangat berbahaya, tampaknya merupakan ancaman terbesar bagi demokrasi Amerika yang ditimbulkan oleh Trump dan gerakannya.

Siapakah Charlie Kirk?

Kirk memulai kariernya pada 2012 ketika pada usia 18 tahun. Dia mendirikan Turning Point USA (TPUSA) yang kemudian menjadi kelompok pemuda sayap kanan terbesar di negara ini.

Sejak awal, Kirk didukung dengan murah hati oleh para pemodal Zionis, yang menggelontorkan dana ke dalam organisasinya melalui entitas-entitas neokonservatif seperti David Horowitz Freedom Center.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|