Ilustrasi hujan meteor. - Twitter
Harianjogja.com, TOKYO—Rekaman kamera pengawas di Prefektur Kanagawa menangkap momen meteor terang melintas di atas Gunung Fuji dan viral di media sosial, pada Jumat dini hari (26/12/2025).
Rekaman dari Museum Kota Hiratsuka tersebut memperlihatkan bola api terang yang menerangi langit malam dan meninggalkan jejak cahaya memukau sebelum menghilang dalam hitungan detik.
Fenomena ini terjadi di tengah peningkatan kewaspadaan di sekitar Gunung Fuji, seiring dengan pemasangan sistem pemantauan canggih untuk aktivitas geologis dan atmosfer. Laporan mengenai kejadian ini turut disorot oleh media internasional seperti BBC dan Daily Galaxy.
Rekaman dari kamera pengawas tetap di Museum Kota Hiratsuka, Prefektur Kanagawa—wilayah yang tidak jauh dari kaki Gunung Fuji—dengan cepat menjadi viral di media sosial. Warganet memuji kejernihan video yang menangkap momen objek terang memasuki bingkai, bersinar sangat menyilaukan, lalu lenyap tanpa suara.
Hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai dampak fisik atau penemuan puing meteor di permukaan tanah. Berdasarkan analisis visual awal, meteor tersebut diduga kuat telah terbakar habis (abrasi) di lapisan atmosfer atas Bumi sebelum sempat mencapai daratan.
Hal yang paling menarik dari fenomena ini adalah pancaran cahaya berwarna-warni dari bola api tersebut. Berbeda dengan meteor pada umumnya yang bersinar putih, meteor ini memamerkan spektrum warna yang beragam.
Perbedaan warna ini disebabkan oleh proses ionisasi unsur-unsur kimia tertentu saat material meteor bergesekan dengan atmosfer pada kecepatan dan suhu sangat tinggi. Dalam ilmu astronomi, warna tersebut menjadi indikator komposisi material:
- Warna Kuning: Menunjukkan kandungan Natrium (Sodium).
- Warna Hijau atau Biru: Menunjukkan kandungan Magnesium.
- Warna Violet/Ungu: Menunjukkan kandungan Kalsium.
Kilatan berwarna-warni ini berfungsi layaknya "sidik jari" kimia yang memberi petunjuk bagi para ilmuwan mengenai asal-usul dan jenis batuan ruang angkasa tersebut.
Meski belum ada analisis resmi yang mengonfirmasi komposisi spesifiknya, jejak cahaya cerah tersebut menunjukkan adanya campuran material yang kompleks. Objek ini kemungkinan besar merupakan benda langit alami, seperti meteoroid kecil atau partikel puing antariksa, yang secara tidak sengaja memasuki gravitasi Bumi. Para ahli memastikan bahwa meski terlihat dramatis, fenomena ini sama sekali tidak menimbulkan bahaya bagi warga di sekitar Prefektur Shizuoka maupun Yamanashi.
Tertangkapnya momen langka ini merupakan efek samping positif dari infrastruktur pemantauan berkelanjutan di wilayah Gunung Fuji. Sistem pemantauan canggih yang awalnya dirancang untuk memberikan peringatan dini terkait aktivitas vulkanik atau seismik (gempa) ternyata sangat efektif menangkap kejadian di langit.
Kejadian ini membuktikan bagaimana teknologi pemantauan Bumi dapat memberikan manfaat tambahan dalam mengamati fenomena atmosfer dan antariksa secara real-time.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News















































