BPBD DIY Catat 62 Kecelakaan Laut, 107 Orang Jadi Korban

2 hours ago 5

BPBD DIY Catat 62 Kecelakaan Laut, 107 Orang Jadi Korban Tim Sar Satlinmas Wilayah I Gunungkidul saat pencarian korban laka laut di Pantai Sedahan, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, belum lama ini. - Ist/ dok SAR

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat sepanjang Januari hingga Agustus 2025 terjadi 62 kasus kecelakaan laut dengan total 107 korban, baik selamat maupun meninggal. Aktivitas nelayan juga disebut berisiko tinggi mengalami kecelakaan laut.

Kepala BPBD DIY, Noviar Rachmad, menjelaskan dari total 107 korban, sebanyak 92 orang selamat, 10 orang ditemukan meninggal dunia dan tiga orang dinyatakan hilang. “Untuk data yang September ini belum masuk,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).

Mayoritas kecelakaan laut terjadi akibat kapal tenggelam dan kecelakaan saat berenang. Kasus saat berenang dipicu wisatawan yang mengabaikan imbauan petugas. “Mereka yang kecelakaan saat berenang kebanyakan karena tidak mematuhi imbauan petugas,” katanya.

Penanganan kecelakaan laut dilakukan Satlinmas Rescue Istimewa yang berjaga di titik-titik rawan. Namun dengan kondisi gelombang yang dinamis, kewaspadaan masyarakat dinilai penting untuk meminimalisasi risiko.

Kecelakaan laut juga dialami nelayan. Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Catur Nur Amin, menuturkan banyak nelayan masih mengandalkan perhitungan tradisional terkait gelombang.

“Selama ini diwariskan turun-temurun mulai sering meleset akibat perubahan cuaca. Kemarin yang di Trisik itu juga nelayan senior, setelah kami cari informasi. Jadi kondisi gelombang air laut akhir-akhir ini sulit diprediksi,” ungkapnya.

Nelayan di DIY kerap mengamati tanda alam seperti pola angin dan arus. Ia mengimbau nelayan memanfaatkan informasi dari BMKG yang kini mudah diakses melalui grup WhatsApp. “Informasi dari BMKG itu sudah sampai ke para nelayan melalui grup whatsapp jadi mereka bisa mengaksesnya dengan mudah,” paparnya.

BACA JUGA: Kota Jogja Rawan Banjir, 26 EWS Diaktifkan di 3 Sungai

Pihaknya juga mendorong penggunaan jaket pelampung bagi nelayan. Kesadaran mulai meningkat meski sebagian masih merasa terganggu saat bergerak. “Saat mau masuk dan mendarat harus wajib pakai pelampung,” tegasnya.

Selain itu, ia meminta nelayan memastikan keselamatan antaranggota kelompok. “Dengan adanya 19 titik pendaratan nelayan di seluruh DIY, pengawasan antaranggota kelompok nelayan kini semakin ketat. Ketua kelompok nelayan harus memastikan keselamatan anggota,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|