REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkuat fondasi transformasi digital melalui penyusunan road map kinerja teknologi informasi (IT) untuk menjaga keandalan sistem dan meningkatkan efisiensi operasional. Strategi ini menjadi pilar penting di balik capaian laba bersih BSI yang mencapai Rp5,57 triliun hingga kuartal III 2025, tumbuh 9,04 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Information & Technology BSI, Muharto Hadi Suprapto, menjelaskan road map tersebut menjadi panduan strategis agar sistem perbankan digital BSI tetap tangguh di tengah lonjakan aktivitas nasabah. “Kami memiliki program kerja bernama RASS, yaitu Reliability, Availability, Scalability, dan Security, guna menjaga keandalan dan keamanan sistem,” ujar Muharto dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
Program RASS mencakup sejumlah inisiatif, mulai dari modernisasi core banking, redesign sistem BYOND, performance tuning database untuk menjaga kestabilan e-channel, hingga penguatan deteksi dan respons insiden siber. BSI juga menerapkan tata kelola akses sistem yang lebih disiplin dan menyiapkan playbook penanganan insiden dengan respons cepat dan terukur.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menambahkan peningkatan sistem IT menjadi kunci untuk menopang pertumbuhan bisnis dan menjaga kepercayaan nasabah. “Dengan customer base yang terus meningkat, BSI terus memperkuat stabilitas sistem IT agar dapat memberikan layanan yang andal di tengah tuntutan digitalisasi,” kata Anggoro.
Anggoro menyebut hingga kuartal III 2025, jumlah nasabah BSI telah mencapai 22,6 juta, naik 8,2 juta sejak awal merger pada 2021. “Pertambahan customer yang besar ini menuntut sistem yang semakin solid dan efisien,” ucapnya.
Kinerja digital BSI juga menunjukkan tren positif. Aplikasi BYOND Mobile Banking kini memiliki 5,23 juta pengguna dengan total 349 juta transaksi senilai Rp404 triliun. Sementara itu, merchant QRIS BSI mencapai 527 ribu dengan 53,4 juta transaksi senilai Rp3,79 triliun, dan transaksi digital melalui e-channel menembus 749 juta transaksi dengan volume lebih dari Rp763 triliun hingga September 2025.
Muharto menegaskan, BSI berkomitmen menjadikan IT sebagai business enabler, bukan sekadar fungsi pendukung. “Kami ingin memastikan setiap inovasi digital yang dihadirkan tidak hanya aman dan stabil, tetapi juga memberi nilai tambah bagi nasabah,” tegasnya.
BSI juga memperkuat postur keamanan siber dengan sistem IT yang kini mencatat peringkat tertinggi (A100) di antara empat bank besar nasional. Keandalan ini menjadi pondasi penting untuk membawa BSI menuju visinya menjadi Top 5 Global Islamic Bank.
Dengan road map IT yang terarah, penguatan tata kelola, dan peningkatan kompetensi SDM, BSI optimistis mampu menghadirkan layanan perbankan syariah yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.

3 hours ago
2














































