Cerita Keluarga dan Korban Bom Rakitan SMAN 72 Jakarta: Ledakan Terjadi Tiga Kali

6 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 54 orang menjadi korban ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025). Hingga Jumat malam WIB, masih 33 orang menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka-luka yang didapatkan ketika terjadi efek bom rakitan.

Salah satu keluarga korban, Indri (46 tahun), mengatakan, anaknya yang masih duduk di kelas X SMAN 72 Jakarta menjadi salah satu korban ledakan tersebut. Namun, luka yang diterimanya tidak terlalu parah. Hanya bagian telinga anaknya yang terdampak.

"Cuma kuping aja, kanan kiri kena semua," kata Indri saat ditemui Republika di RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat sore WIB.

Menurut dia, tidak hanya anaknya yang menjadi korban ledakan tersebut. Teman-teman anaknya juga ikut menjadi korban. Bahkan, beberapa di antaranya harus mendapatkan penanganan serius usai insiden tersebut.

Indri mengatakan, anaknya juga ikut membantu melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban ketika ledakan terjadi. Sebab, suasana saat ledakan terjadi cukup caos.

"Jadi dia ikut bopong temennya. Karena temennya ada yang kena paku, terus ini bedarah-darah. Jadi dia juga panik, takutnya dia berdarah, jadi dia gotong temennya. Yang penting keluar dari situ, dari masjid. Langsung bawa ke ambulan," ujar Indri.

Menurut dia, beberapa korban terluka diduga akibat paku yang menancap setelah ledakan terjadi. Namun, ia tidak tahu pasti asal paku-paku itu.

Ihwal penyebab kejadian, Indri mengaku belum mendapatkan informasi lengkap dari pihak sekolah. Ia hanya diberi kabar telah terjadi ledakan di sekolah tempat anaknya belajar. "Iya, dari pihak sekolah. Dari grup itu langsung orang tua suruh ke sekolah. Suruh lihat kondisi anak-anak," kata Indri.

Menurut dia, anaknya yang menjadi korban juga belum bisa banyak bercerita karena masih syok. Namun, dari pengakuan anaknya, ledakan itu terjadi terjadi sebanyak tiga kali. "Katanya tiga kali (ledakan), yang pertama besar. Cuma anak saya juga enggak bisa ngomong banyak karena dia syok juga," ucap Indri.

Berdasarkan informasi yang beredar di grup sekolah, Indri mengatakan, terduga pelaku peledakan itu adalah salah satu siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta. Namun, ia tidak mengenal secara langsung anak itu.

"Ya, di grup ada yang ngomong kelas XII, tapi saya juga enggak paham. Katanya pas pagi itu dia enggak masuk, tapi pas sholat Jumat dia ada, gitu," ujarnya.

Indri pun menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada aparat kepolisian. Ia berharap polisi dapat melakukan penanganan dengan transparan.

Sementara itu, salah satu siswa kelas X SMAN 72 Jakarta, Aira, mengatakan ledakan itu terdengar sebanyak tiga kali. Ledakan pertama terjadi di area masjid sekolah. Tidak lama, terjadi ledakan kedua. Sementara itu, ledakan ketiga terjadi ketika anak-anak sedang mengevakuasi diri.

"Kalau saya sendiri dengar tiga ledakan, karena ledakan pertama di atas masih pada, ini apa nih (sholat), ledakan kedua kita turun ke bawah, ledakan ketiga kita evakuasi keluar dari area sekolah," kata Aira.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|