Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,27% pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (1/7/2025). Indeks turun 18,45 poin ke level 6.909,23.
Pergerakan IHSG hari cukup volatil, dengan indeks tercatat pada awal perdagangan dibuka menguat mengekor rekor wall street dan kinerja positif Bursa Asia.
Sebanyak 237 saham naik, 309 turun, 237 tidak berubah. Nilai transaksi per tengah hari ini mencapai Rp 6,29 triliun yang melibatkan 9,27 miliar saham dalam 651.373 kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan melemah, dengan sektor finansial, konsumer primer dan energi tertekan paling dalam. Sementara sektor utilitas mencatatkan penguatan terbesar.
Emiten perbankan dan blue chip tercatat menjadi pemberat kinerja IHSG hari ini ini. Emiten-emiten tersebut termasuk Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Astra International (ASII) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA).
Sementara itu emiten penahan koreksi IHSG lebih dalam hari ini adalah Amman Mineral Internasional (AMMN), Barito Renewables Energy (BREN) dan Bumi Resources Minerals (BRMS).
Sementara itu, Mayoritas pasar Asia-Pasifik hijau pagi ini, Selasa (1/7/2025). Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,67%, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,66%. Di Australia, S&P/ASX 200 naik sebesar 0,15%.
Begitu pula dengan STI di Singapura yang naik 0,43% dan Malaysia naik tipis atau 0,02%.
Berbanding terbalik, indeks acuan Jepang Nikkei 225 turun 1,03% setelah mencapai titik tertinggi lebih dari 11 bulan pada sesi sebelumnya, sedangkan indeks Topix yang lebih luas turun sebesar 0,56%. Hal serupa juga terjadi di Hang Seng Hongkong yang turun 0,87%
Adapun pasar keuangan hari ini akan dibayangi banyaknya data-data ekonomi, terutama dalam negeri. Sejumlah kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto juga diharapkan menjadi penggerak positif.
Runtuhnya tembok kekhawatiran investor Wall Street mengenai kondisi pasar saham AS hingga membuat Wall Street rekor diharapkan menjadi sentimen positif hari ini.
Pasar keuangan Indonesia membuka perdagangan semester II dengan tiga amunisi besar: deregulasi sektor impor, regulasi tunggal perizinan investasi, dan penataan ulang perusahaan BUMN. Ketiganya datang bersamaan pada Senin (30/6/2025), dan berpotensi membentuk arah kebijakan struktural ke depan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Tergelincir, Turun 0,32% ke 7.175 Sebelum Libur Panjang