Jakarta, CNBC Indonesia - Gaji para bos besar perusahaan Amerika Serikat (AS) melonjak ke rekor tertinggi pada 2024. Berdasarkan data dari Equilar, kompensasi median dari 100 CEO dengan bayaran tertinggi mencapai US$25,6 juta (sekitar Rp417 miliar), naik 9,5% dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh nilai saham penghargaan (stock awards) yang melonjak 40,5% secara tahunan, dari US$13,2 juta di 2023 menjadi US$18,6 juta pada 2024. Saham ini menyumbang sekitar 73% dari total kompensasi CEO dalam daftar tersebut.
Namun, ada satu nama besar yang absen dari daftar tersebut, yakni Elon Musk. CEO Tesla ini tercatat sebagai CEO dengan bayaran terendah di indeks S&P 500, dengan kompensasi sebesar US$0 sepanjang tahun 2024. Musk padahal adalah orang terkaya dunia dengan harga mencapai US$ 421,5 miliar atau Rp 6.871 triliun.
Lantas, kenapa Elon Musk tidak masuk di posisi teratas dalam daftar tersebut?
Elon Musk memang tidak menerima gaji atau bonus tahunan dari Tesla. Sebagai gantinya, ia memiliki skema kompensasi yang disepakati pada 2018 senilai US$56 miliar.
Namun, paket gaji tersebut hingga kini masih tersangkut masalah hukum dan belum direalisasikan, sehingga tidak masuk hitungan kompensasi resmi tahun 2024.
Pada 2018 lalu, gugatan diajukan oleh para investor yang menuduh sang CEO memiliki hubungan erat dengan dewan direksi yang menyetujui besaran gaji tersebut. Para eksekutif perusahaan juga disebut menyesatkan investor. Dalam pembelaannya Musk mengatakan dia tidak mendikte apapun ketentuan soal paket gaji tersebut
Lalu setelah 5 tahun, pada Februari 2024, pengadilan Delaware Amerika Serikat memenangkan gugatan seorang pemegang saham Tesla untuk membatalkan paket gaji Elon Musk di perusahaan pembuat mobil listrik itu.
Hakim dalam kasus ini, Kathaleen McCormick, menemukan bahwa proses untuk mendapatkan persetujuan atas kompensasi Musk "cacat," Ia juga menyetujui untuk membatalkan paket gaji CEO, yang bernilai maksimum US$55,8 miliar (Rp852 triliun).
Keputusan hakim membuat Musk murka dan mengumbar rencananya memindahkan perseroan Tesla yang terdaftar di Delaware ke markasnya di Texas.
"Jangan pernah mendirikan perseroan di Delaware," kata Musk melalui akun X personalnya.
"Haruskah Tesla mengganti negara perseroannya ke Texas yang merupakan negara kantor pusatnya berdiri?", ia mempertanyakan ke para pengikut di X.
Seperti yang telah disebutkan, bahwa Musk tidak menerima gaji dari Tesla. Namun, ia memegang jumlah saham yang signifikan di perusahaan tersebut. Musk lalu menuntut agar ia mengendalikan 25% saham di perusahaan.
Jika tidak, ia merasa tak nyaman melakukan transformasi di Tesla untuk memimpin pengembangan AI dan robotik.
Sebagai informasi, sebanyak 60% perusahaan yang masuk Top 500 Fortune mendaftarkan perseroannya di Delaware, termasuk Tesla. Sebab, negara bagian tersebut memberikan kebijakan pajak dan legal yang menguntungkan.
Mayoritas perusahaan bisa menghindari pajak pendapatan negara dengan mendaftarkan perseroannya di Delaware. Selain itu, negara tersebut juga cenderung mengakomodir proses legal yang efisien ketika ada sengketa.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bangkitkan Ekonomi Kreatif RI Lewat Gim Lokal - Streaming Musik
Next Article Orang Terkaya Dunia Elon Musk Mau Tambah Kaya, Taktiknya Terungkap