Ilustrasi program padat karya. / Antara
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul mengalokasikan anggaran Rp450 juta untuk program padat karya di tahun 2025. Pelaksanaan program tersebut akan difokuskan di delapan lokasi yang telah ditentukan.
Delapan lokasi ini terdiri dari dua lokasi di Kalurahan Pacarejo, Semanu. Sedangkan sisanya enam lokasi lain berada di Kalurahan Botodayaan dan Semugih, Rongkop; Selang di Kapanewon Wonosari; Tambakromo dan Keteng di Kapanewon Ponjong serta di Kalurahan Songbanyu, Girisubo.
“Anggarannya masing-masing di kisaran Rp52 juta. Kalau totalnya sekitar Rp450 juta,” kata Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul, Nanang Putranto saat dihubungi, Minggu (21/9/2025).
BACA JUGA: Parah! Anggota Polda Riau Brigadir AS Edarkan Sabu 1 Kilogram
Dia menjelaskan, program padat karya ini masih dalam perencanaan. Pasalnya, program baru muncul setelah ada instruksi dari Pemerintah Pusat karena saat pembahasan APBD 2025 tidak ada kegiatan ini.
“Baru masuk dalam pembahasan APBD Perubahan 2025. Makanya masih dalam persiapan, tapi kami yakin pelaksanaan bisa selesai tepat waktu,” ungkapnya.
Nanang mengakui pelaksanasan padat karya di tahun ini tidak sebanyak di 2024. Tahun lalu, total ada 195 kegiatan yang terlaksana denga anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemerintah DIY. “Tahun ini hanya bersumber dari APBD Kabupaten. Sedangkan, dari APBD DIY belum ada untuk padat karya di 2025,” katanya.
Terkait turunnya volume pelaksanaan padat karya di tahun ini, ia mengakui program banyak terlaksana karena dibiayai oleh Pemerintah DIY. Di sisi lain, pelaksanaan juga berasal dari aspirasi anggota DPRD provinsi, yang kebetulan tahun lalu bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu dan Pilkada.
“Memang tahun lalu, program padat karya banyak yang dibiayai dari APBD provinsi,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul, Supartono mengatakan, padat karya di tahun ini tidak hanya volume, tapi anggarannya juga berkurang. Di sisi lain, jumlah tenaga kerja yang dilibatkan juga tidak sebanyak di 2024.
BACA JUGA: Remaja Kulonprogo Diberdayakan untuk Ciptakan Dusun Bebas Rokok dan Sehat
Menurut dia, tahun lalu di setiap titiknya ada sekitar 50 warga yang dipekerjakan untuk kegiatan padat karya. Namun, untuk 2025, pelaksanaan hanya melibatkan 23 orang per titiknya.
“Ini wajar karena anggarannya juga besarannya lebih banyak yang dialokasikan tahun lalu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News