Heboh 'Perang' Dukun di Pemilu Presiden Negara Maju

1 day ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan (Korsel) kini sedang harap-harap cemas menunggu hasil pemilihan presiden (pilpres) pekan ini. Namun ini menguak sisi lain dari proses demokrasi tersebut.

Dukun menjadi viral di negeri tersebut. Yang Su-bong misalnya, seorang dukun yang meyakini bahwa "pemenang pilpres telah datang kepadanya melalui penglihatan bertahun-tahun yang lalu".

Yang, meyakini bahwa dalam penglihatannya calon dari partai liberal Lee Jae-myung akan muncul sebagai pemenang. Lee Jae-mung sendiri berada di urutan teratas semua jajak pendapat di Korsel.

"Sejak awal, saya melihat Lee Jae-myung menjadi presiden," kata Yang yang tinggal di kota pelabuhan barat Incheon, dikutip AFP, Senin (2/6/2025).

"Saya melihat aura kepresidenan," jelasnya, seraya menambahkan bahwa ia menghadapi kritik dan bahkan ancaman atas prediksinya.

"Tetapi saya tidak bisa berbohong tentang apa yang saya lihat."

Tiga warga berjalan di bawah spanduk capres nomor urut 2 di Seoul, Korea Selatan. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)Foto: Tiga warga berjalan di bawah spanduk capres nomor urut 2 di Seoul, Korea Selatan. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Perdukunan memang membentuk budaya dan kepercayaan di semenanjung Korea selama berabad-abad. Orang Korsel masih secara teratur meminta nasihat kepada dukun tentang segala hal, mulai dari kehidupan cinta hingga keputusan bisnis dan kota yang penting.

Organisasi perdukunan Korsel sendiri memiliki 300.000 anggota. Bahkan dua pemakzulan presiden sebelumnya, tahun 2017 dan 2024 juga terjadi karena dukun.

Di 2017, pencopotan mantan Presiden Park Geun-hye dari jabatannya karena skandal penyalahgunaan pengaruh disebut memang melibatkan "partisipasi ritual perdukunan". Di 2024, eks Presiden Yoon Suk Yeul dan ibu negara Kim Keon Hee juga diyakini menggunakan dukun yang meragukan saat membuat keputusan pemerintah, termasuk deklarasi perang, yang akhirnya memuat mosi tak percaya berkembang ke Yoon.

Di sisi lain, dukun Lee Dong-hyeon, yang dipanggil Ohbangdoryeong alias penjaga lima arah, mengatakan Lee tak akan membantu mengakhiri kekacauan politik Korsel. Lee sebelumnya meramalkan kejatuhan mantan Presiden Yoon tiga tahun lalu.

"Hal-hal akan stabil selama dua tahun, tetapi kemudian akan terjadi pertumpahan darah, pembersihan politik," katanya.

Warga melewati spanduk para capres di Seongnam-si, kawasan industri berteknologi tinggi Silicon Valley-nya Seoul. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)Foto: Warga melewati spanduk para capres di Seongnam-si, kawasan industri berteknologi tinggi Silicon Valley-nya Seoul. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Rekan dukun Hong Myeong-hui malah mengatakan masa-masa sulit mungkin akan datang ke negeri itu di bawah Lee. Ia menunjuk kandidat lain Kim Moon-soo justru memiliki "api yang tenang" dalam dirinya.

"Energi Lee yang liberal cepat dan menguras.. seperti api liar di musim semi," kata Hong.

"Masa jabatannya akan penuh badai... Ramalan bukan untuk menyenangkan orang melainkan untuk kebenaran. Dan kebenaran bisa jadi tidak mengenakkan," tambahnya.

Sementara itu, sosiolog di universitas KAIST Korsel mengatakan perdukunan memicu "reaksi emosional yang kuat" dalam masyarakat Negeri Ginseng. Sebagian karena sejarah negara itu penuh dengan pemimpin yang disesatkan oleh penasihat spiritual yang tidak bermoral.

"Dalam hal mendramatisasi politik, tidak ada yang lebih efektif daripada menggunakan tema perdukunan," kata Lee Won-jae.

"Mudang atau dukun bertindak sebagai perantara antara dunia roh dan kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Korsel sendiri mengadakan pemilu 3 Juni esok. Pilpres digelar lebih cepat setelah skandal mantan Presiden Yoon yang menetapkan darurat militer dan membuat kekacauan politik selama enam bulan.

Yoon akhirnya dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya. Lee Jae Myung dan Kim Moon Soo menjadi calon utama pilpres, di mana Lee berasal dari Partai Demokrat Korea sedangkan Moon dari Partai Kekuatan Rakyat, bekas partai Yoon.

Meski begitu ada empat calon lain. Yakni mantan pemimpin Partai Kekuatan Rakyat Han Dong-hoon, mantan Wali Kota Seoul yang konservatif Oh See-hoon, Wali Kota Daegu Hong Joon-pyo, dan Gubernur Provinsi Geyonggi Kim Dong-yeon.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Komponen Otomotif RI Masih Dilirik Pasar AS dan Korea

Next Article Tok! MK Hapus Ambang Batas Pencalonan Presiden 20%

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|