Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok mobil listrik Jerman, Asosiasi Mobilitas Elektronik Federal Jerman (BEM), telah mengajukan kebangkrutan, Minggu (25/5/2025). Kabar ini dilaporkan langsung oleh media besar negara itu, Die Welt.
Dalam laporannya, yang dikutip juga oleh Russia Today, BEM telah diberi administrator kebangkrutan sementara oleh pengadilan kebangkrutan Berlin-Charlottenburg. Asosiasi tersebut tidak merinci alasan yang mendorong untuk mengambil langkah ini, sementara anggota dewan BEM, Markus Emmert, menolak berkomentar mengenai masalah tersebut.
BEM sendiri mewakili total 450 perusahaan dari berbagai belahan dunia, termasuk Mitsubishi dan Kia, dan bertindak sebagai kelompok lobi bagi mereka. Mereka menggambarkan dirinya sebagai jaringan pemangku kepentingan di sepanjang seluruh rantai nilai mobil listrik.
Menurut Die Welt, anggotanya memiliki omzet sebesar US$ 114 miliar (Rp 1.853 triliun) dan mempekerjakan sekitar satu juta orang secara total. Asosiasi tersebut juga dilaporkan memiliki dewan penasihat parlementernya sendiri.
Pengajuan kebangkrutan BEM terjadi sektor otomotif Jerman terperosok dalam stagnasi. Pada bulan Maret, Bosch, pemasok otomotif terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mengumumkan pemutusan hubungan kerja tambahan yang berpotensi memengaruhi ribuan karyawan.
CEO Bosch Stefan Hartung mengaitkan keputusan tersebut dengan ekonomi global yang lesu, sektor otomotif yang mandek, serta meningkatnya persaingan dari China. Menurut Hartung, industri tersebut juga mengalami transisi yang lebih lambat dari yang diharapkan ke kendaraan listrik.
Penutupan pabrik dan kebangkrutan juga telah mempengaruhi produsen mobil besar Jerman. Pada bulan Januari, Reuters melaporkan bahwa raksasa mobil Tiongkok mengincar pabrik Volkswagen di Jerman yang telah dijadwalkan untuk ditutup.
Pemerintah sebelumnya yang dipimpin oleh mantan Kanselir Olaf Scholz menetapkan target untuk memiliki 15 juta mobil listrik di jalan raya Jerman pada tahun 2030. Namun, menurut Otoritas Transportasi Motor Federal, per 1 Januari, hanya 1,6 juta kendaraan tersebut yang terdaftar, yang berarti hanya 3,3% dari armada mobil penumpang negara tersebut.
Awal tahun ini, Handelsblatt Research Institute (HRI) memperingatkan bahwa ekonomi Jerman sedang menuju resesi pascaperang terpanjang. Kontraksi tahun ketiga berturut-turut diproyeksikan terjadi pada tahun 2025.
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:
Permintaan Turun, Honda Kurangi Investasi di Sektor Mobil Listrik
Next Article Pemudik Pakai Mobil Listrik di Nataru Kali Ini Tembus 5.600 Kendaraan