Jadi Pahlawan Nasional, Museum Soeharto di Bantul Ramai Pengunjung

2 hours ago 2

Jadi Pahlawan Nasional, Museum Soeharto di Bantul Ramai Pengunjung Sejumlah pelajar saat berkunjung ke Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Kemusuk, Bantul, Senin (10/11/2025). Lokasi itu diserbu ratusan pelajar bertepatan dengan penganugerahan pahlawan nasional kepada mantan Presiden ke-2 Republik Indonesia itu. - Harian Jogja/Yosef Leon.

Harianjogja.com, BANTUL—Menyambut Hari Pahlawan sekaligus penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional, Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Kemusuk, Bantul, diserbu ratusan pelajar dari berbagai lembaga pendidikan pada Senin (10/11/2025). 

Kepala Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, Gatot Nugroho mengatakan, lebih dari 600 siswa TK dan SD berkunjung pada momentum ini untuk belajar nilai-nilai kebangsaan dan mengenang sosok Presiden kedua RI tersebut.

“Biasanya kami libur setiap Senin, tapi kali ini justru penuh pengunjung. Ada enam sampai tujuh lembaga pendidikan yang datang, jumlahnya sekitar 500 sampai 600 anak,” ujar Gatot. 

Ia menilai antusiasme masyarakat meningkat seiring momentum Hari Pahlawan serta pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada mantan presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu. “Mungkin ini berkah dari Tuhan. Banyak yang datang untuk berdoa bersama dan mengenang jasa beliau,” katanya.

Menurut Gatot, Museum Soeharto tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga pusat edukasi karakter dan nasionalisme. Melalui program Sekolah Kebangsaan, anak-anak diajak memahami nilai-nilai Pancasila, cinta tanah air, hingga hormat kepada guru.

“Anak-anak TK yang awalnya belum tahu siapa Pak Harto, setelah mengikuti kegiatan ini jadi tahu bahwa beliau Presiden kedua RI. Kami menyesuaikan materi dengan usia peserta agar mereka bisa memahami sejarah dengan cara yang menyenangkan,” katanya.

Dalam sebulan terakhir, museum yang menyimpan sekitar 450 koleksi tersebut telah dikunjungi lebih dari 5.400 orang. Koleksi yang paling menarik perhatian pengunjung adalah patung cinta besar HM Soeharto, ikon di halaman depan museum yang kerap dijadikan latar foto.

Ke depan, pihak museum berencana memperkuat program edukatif. “Kami akan terus mempertahankan Sekolah Kebangsaan sebagai program unggulan. Edukasi di museum ini berbeda dari yang lain, bukan hanya tentang sejarah, tapi tentang membangun karakter bangsa,” kata Gatot.

Dikutip dari Bisnis.com, setelah melalui tiga rezim pemerintahan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akhirnya menetapkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto bersama sejumlah tokoh lainnya. Keputusan tersebut diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025) ini. 

Perjalanan untuk menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional bukanlah proses yang singkat. Wacana ini telah bergulir lebih dari dua dekade, melewati tiga rezim pemerintahan berbeda mulai dari Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, hingga akhirnya terealisasi di era Presiden Prabowo Subianto dengan sejumlah pro dan kontra di lapangan.

Ketua Dewan Setara Institute Hendardi menilai, pemberian gelar pahlawan untuk Presiden ke-2 Soeharto melanggar hukum. Menurutnya, Soeharto lekat dengan masalah pelanggaran HAM, korupsi, dan penyalahgunaan kewenangan.

"Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, hal itu merupakan tindakan melawan hukum, terutama UU No. 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan," kata Hendardi dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|