Jembatan Pandansimo, Harapan Ekonomi Baru Warga Selatan Kulonprogo

1 hour ago 6

Jembatan Pandansimo, Harapan Ekonomi Baru Warga Selatan Kulonprogo Pasangan suami istri dari Purworejo menyempatkan waktu mengunjungi Jembatan Pandansimo hanya untuk sekadar berfoto di depannya. Sejumlah lapak pedagang terlihat di sisi utara jalan menuju Jembatan Pandansimo yang biasanya berjualan saat akhir pekan ataupun hari libur. Kios dagangan milik Agus Riyanto yang sudah ada sejak 2020 lalu yang berawal dari hanya berjualan es kelapa muda kini sudah berkembang bak warung kopi. Harian Jogja - Khairul Ma'arif.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Operasional Jembatan Pandansimo sangat dinantikan warga pesisir selatan Kulonprogo. Selain menjadikan kemudahan jalur transportasi, kehadiran jembatan itu juga diharapkan bisa menjadi pusat ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Pasalnya sebelum adanya pembangunan jembatan itu akses warga sangat terbatas ketika hendak menuju Bantul.

Sejumlah warga Kulonprogo belum pernah ada yang sekadar melintas atau menapaki Jembatan Pandansimo tersebut meski pun pembangunan fisiknya sudah selesai. Sedangkan dari sisi Bantul beberapa orang sudah pernah ada yang memanfaatkannya meski pun hanya sekadar berjalan kaki atau bersepeda lantas kembali ke arah timur.

"Selama ini belum pernah dibuka, dari sisi Kulonprogo ditutup terus. Meski pun setiap akhir pekan seputaran menuju Jembatan Pandansimo selalu ramai," ujar Jaka Samudra kepada Harianjogja.com saat ditemui di sekitar Jembatan Pandansimo, Rabu (17/9/2025).

BACA JUGA: Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton

Saat ini di sisi barat atau wilayah Kulonprogo Jembatan Pandansimo tersebut ditutup dan ada yang menjaga. Kondisi tersebut memaksa tidak bisa seorang pun melintasi karena selalu dilarang selama belum secara resmi dioperasionalkan.

Jaka yang merupakan warga Padukuhan Trisik, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur meyakini banyak yang ingin segera jembatan tersebut diresmikan agar bisa dimanfaatkan. Lantaran untuk ke Bantul selatan tidak perlu memutar ke utara lagi ketika Jembatan Pandansimo sudah boleh dilalui.

Jaka yang juga menjabat sebagai Dukuh Trisik sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kunjungan ke pantai. "Sekarang ke Pantai Trisik akan lebih mudah aksesnya ketika jembatan ini dioperasikan," ucapnya.

Ia sebenarnya berharap kepada pengembang Jembatan Pandansimo agar diberikan putaran balik yang tidak jauh. Menurutnya banyak warganya yang berprofesi sebagai petani harus memutar balik lebih jauh karena putaran baliknya terbatas. Apalagi nanti ketika sudah dioperasionalkan harus memutar balik hingga ke Jembatan Pandansimo terlebih dahulu.

Pantauan Harianjogja.com, Rabu (17/9/2025) siang memang akses Jembatan Pandansimo dari sisi barat masih ditutup rapat menggunakan water barrier. Empat pekerja menjaga agar tidak ada yang memaksakan melintas batas yang sudah ditutup.

Aktivitas proyek sudah sangat minim karena tidak terlihat lalu lalang pekerja, kendaraan atau alat pembangunan jembatan yang berlalu lalang. Sudah tiang lampu penerangan jalan umum (LPJU) berdiri kokoh yang konstruksinya berbeda dari biasanya. Pasalnya tiang LPJU di seputaran Jembatan Pandansimo bentuknya melengkung seakan membentuk huruf C.

"Setiap akhir pekan atau tanggal merah baik pagi orang joging dan sore orang santai atau nonton layangan, jalan menuju Jembatan Pandansimo ramai orang dan pedagang di pinggiran," ucap Jaka.

Menarik Perhatian

Pedagang kaki lima (PKL) banyak dan bahkan jumlahnya diprediksi bisa mencapai ratusan. Jualannya macam-macam ada yang makanan hingga minuman. Terlihat memang ada sejumlah meja dan kursi kayu yang tersusun di pinggir jalan menuju Jembatan Pandansimo. Meskipun memang lapak-lapak berjualan mereka tidak memiliki atap sehingga saat hujan tidak berdagang. Namun, ada beberapa yang bentuknya semi permanen dengan atap seng.

BACA JUGA: Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat

Kehadiran Jembatan Pandansimo ini memang menarik perhatian pengunjung yang ingin melihatnya. Sebab konstruksinya yang tidak hanya sekadar seperti Jembatan Srandakan monoton tak ada kesan estetis. Sedangkan di Jembatan Pandansimo ini pagarnya estetis ditambah tiang LPJU yang menambah kesan menarik bagi pengunjung.

Pedagang Warung Klontong, Agus Riyanto mengaku akan menangkap peluang ekonomi dari kehadiran Jembatan Pandansimo nantinya. Pria yang beralamat di Kapanewon Galur itu memiliki kios klontong di pinggir jalan menuju Jembatan Pandansimo dari sisi barat.

Namun, tidak seperti PKL yang dituturkan Jaka, warung milik Agus sudah ada sejak 2020 silam. "Ya nanti kalau sudah operasional jembatannya warung saya mau buka 24 jam," katanya dengan begitu yakin.

Dia sangat optimis kehadiran Jembatan Pandansimo akan berefek ke pendapatannya sebagai pedagang. Selama ini dia hanya berjualan sampai pukul 19.00 WIB atau paling malamnya pukul 21.00 WIB.

Agus berkeinginan buka 24 jam lantaran warung klontongnya menyediakan tempat duduk dan meja. Konsumennya bisa beli sambil sekadar beristirahat dari perjalanan atau memandang keindahan Jembatan Pandansimo dari jarak sekitar 200 hingga 300 meteran. Menurutnya dampak Jembatan Pandansimo sudah mulai terasa meskipun belum beroperasi. Sebab dahulu jalanan yang sepi setiap hari kini ada waktu-waktu tertentu ramainya.

"Sudah sejak puasa 2024 lalu hingga sekarang tiap akhir pekan atau tanggal merah pasti banyak pedagang pinggir jalan ataupun pengunjung," ungkapnya.

Selain itu, usahanya pun berkembang. Awal-awal berdagang hanya berjualan kelapa muda. Kini malah sudah lengkap dengan rokok dan berbagai minuman sachet. Efeknya tentu omzetnya pun sudah meningkat.

UMKM

Namun Agus tetap berharap ada tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten Kulonprogo atas kehadiran Jembatan Pandansimo. "Misalnya adain event pariwisata di Pantai Trisik atau event layangan di sekitaran sini karena memang sekarang lagi banyak yang bermain layangan," ujarnya.

BACA JUGA: Ini yang Dilakukan Pemkot Jogja Agar Bansos Tepat Sasaran

Agus pun berharap ketika nantinya Jembatan Pandansimo dioperasikan jangan sampai ada pengusiran terhadap pedagang kaki lima yang sejak tahun lalu sudah ramai. Menurutnya, bisa ditata atau diadakan car free day di sekitar Jembatan Pandansimo agar UMKM tetap jalan tidak terusir. Sebab mayoritas pedagang tersebut berjualannya berpindah-pindah sehingga kehadiran di sini dapat membantu titik pelaku UMKM meraih pundi-pundi ekonomi.

Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kulonprogo, Alif Romdhoni menambahkan sudah memonitor adanya PKL di sekitar Jembatan Pandansimo. Namun memang belum ada tindakan ataupun teguran apapun karena menunggu serah terima terlebih dahulu. "Prinsipnya memang di Perda PKL sudah jelas untuk penindakan. Sekarang belum diresmikan nanti ketika ada lalu lalang pasti akan ada mekanisme yang disesuaikan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|