Jepang Tahan Pengakuan Palestina sebagai Negara, Tersandera AS?

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang memutuskan untuk tidak segera mengakui Palestina sebagai sebuah negara, meskipun tekanan internasional makin menguat. Keputusan ini disebut-sebut terkait dengan pertimbangan menjaga hubungan erat dengan Amerika Serikat sekaligus menghindari memburuknya sikap Israel.

Surat kabar Asahi Shimbun pada Rabu (17/9/2025) melaporkan, mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, bahwa Tokyo untuk sementara menahan langkah tersebut meski sejumlah negara Barat telah mengambil sikap berbeda.

Beberapa negara besar, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, dan Australia, menyatakan siap mengakui Palestina dalam Sidang Umum PBB bulan ini. Langkah itu menambah tekanan internasional terhadap Israel yang menghadapi kritik tajam atas serangan darat di Gaza.

Menurut laporan kantor berita Kyodo pekan lalu, Washington disebut telah mendorong Tokyo agar tidak mengambil langkah pengakuan melalui berbagai saluran diplomatik. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mendesak mitranya di Jepang untuk segera memberikan pengakuan resmi.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahnya masih melakukan penilaian menyeluruh.

"Jepang sedang melakukan penilaian komprehensif, termasuk mengenai waktu yang tepat serta mekanisme yang sesuai terkait isu pengakuan negara Palestina," ujarnya dalam konferensi pers.

Pernyataan senada juga diulang oleh Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi dalam jumpa pers pada Rabu. Namun ia menegaskan keprihatinan mendalam atas eskalasi militer Israel di Gaza.

"Kami memiliki rasa krisis yang serius bahwa fondasi solusi dua negara bisa runtuh," kata Hayashi. Ia menyerukan Israel untuk "mengambil langkah substantif guna mengakhiri krisis kemanusiaan yang parah, termasuk ancaman kelaparan, secepat mungkin."

Sikap Jepang itu muncul di tengah perannya dalam forum internasional. Pada pertemuan PBB Jumat pekan lalu, Jepang termasuk di antara 142 negara yang memberikan suara mendukung deklarasi yang menyerukan "langkah nyata, terukur waktu, dan tidak dapat diubah" menuju solusi dua negara.

Meski demikian, Asahi melaporkan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba diperkirakan tidak akan menghadiri pertemuan terkait isu Palestina pada 22 September mendatang di sela Sidang Umum PBB di New York.

Di dalam kelompok negara maju G7, terdapat perbedaan sikap mengenai isu ini. Jerman dan Italia misalnya, menilai pengakuan Palestina secara segera justru "kontraproduktif" dalam upaya mencapai perdamaian.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Prancis Akui Negara Palestina, Trump Beri Komentar Tak Terduga

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|