Kisah Perempuan Ulama Terkemuka, Sosok Guru Bagi Para Sahabat Nabi

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aisyah binti Abu Bakar menyaksikan dinamika umat Islam selepas wafatnya Rasulullah SAW. Tiga puluh tahun lamanya, Aisyah mengalami bagaimana pergantian kepemimpinan di bawah Khulafaur Rasyidin.

Dalam masa itu, Aisyah berperan penting dalam mendidik umat Islam, utamanya generasi muda. Ia juga mendirikan majelis ilmu untuk kaum Muslimah. Dari Aisyah pula, para sahabat mendapatkan pokok-pokok disiplin ilmu, semisal ilmu fikih, dan tafsir Alquran. Di tahun-tahun awal peradaban Islam, Aisyah termasuk jajaran intelektual Muslim mula-mula, selain Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibn Abbas, dan Abdullah ibn Umar.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Kehidupan sederhana masih terus dijalaninya. Di malam ketika Rasulullah SAW berpulang ke rahmatullah, Aisyah hanya memiliki simpanan seadanya.

Bahkan, tidak terdapat minyak penyala lampu dan makanan di rumah beliau saat itu.

Kondisi mulai membaik di masa Khulafaur Rasyidin. Istri-istri Nabi SAW mendapatkan tunjangan dari negara. Aisyah bersikap hemat, tetapi tetap mengutamakan amal ibadah. Karena itu, ia jarang menahan uang tunjangan sampai keesokan hari. Sebab, kebanyakan uang itu sudah disedekahkannya kepada orang-orang yang dirasa lebih membutuhkan.

Sejarah mencatat, perpecahan serius umat Islam sempat terjadi. Itu ditandai dengan Perang Unta yang memperhadapkan antara kubu Aisyah RA dan Ali bin Abi Thalib. Nama peperangan tersebut merujuk pada fenomena Aisyah yang memimpin pasukannya sambil menunggangi untanya.

Pemicu bentrok ini adalah kasus pembunuhan atas Khalifah Utsman bin Affan oleh segerombolan massa yang merasa kepemimpinannya kurang tegas.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|