Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan di level atas 5,04% pada kuartal III-2025, meskipun konsumsi rumah tangga yang menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan, dengan porsi 53,14%, hanya mampu tumbuh 4,89%.
Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu lebih rendah dari kuartal II-2025 yang sebesar 4,97% saat ekonominya tumbuh 5,12%. Dibanding kuartal I-2025 yang tumbuh di level 4,95% juga masih jauh lebih rendah, padahal saat itu ekonominya hanya tumbuh 4,87%.
Dibanding kuartal III-2024, bahkan laju konsumsi rumah tangga kuartal III-2025 juga masih jauh lebih rendah, karena saat itu tumbuhnya 4,91% dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 4,94% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, masih solidnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2025, meski konsumsinya rendah disebabkan faktor pendorong lainnya masih mampu tumbuh tinggi, dan mengompensasi loyonya konsumsi rumah tangga.
Faktor lainnya itu di antaranya ialah ekspor, investasi dan konsumsi pemerintah. Ekspor mampu tumbuh kencang di level 9,91% dengan porsi ke pertumbuhan 23,64%. Investasi sebesar 5,04% dengan kontribusi 29,09%, dan konsumsi pemerintah mampu ke level 5,49% dengan porsi 7,17%.
"5,04% pendorongnya salah satunya dari sisi pengeluaran itu kan ada ekspor yang tumbuh di atas 9%, bahkan pengeluaran konsumsi pemerintah sudah membalik positif dari kuartal II yang tumbuh negatif -1,38% di kuartal III ini sudah tumbuh positif 5,49%," ucap Amalia di Istana Negara, Jakarta, dikutip Kamis (6/11/2025).
Adapun masalah masih loyonya konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2025, Amalia sebut sebatas disebabkan minimnya faktor musiman yang biasanya mendorong pertumbuhannya, bukan disebabkan masih lemahnya daya beli masyarakat.
"Enggak. Karena itu beda musim. Di kuartal ke-II kan banyak libur termasuk libur lebaran, Idul Adha, Idul Fitri yang panjang, itu kan membuat orang banyak spending dan juga banyak travelling," paparnya.
"Jadi konsumsi rumah tangga itukan juga salah satunya dipengaruhi oleh siklus musiman ya kan. Karena memang di kuartal ke-III ini kalau event-event besarnya seperti libur keagamaan yang panjang kan tidak sepanjang di kuartal ke-II," tegas Amalia.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
BPS: Konsumsi & Investasi Motor Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II

















































