Depo Sampah Mandala Krida ditutup, Minggu (21/4 - 2024) / Harian Jogja.
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja memulai mengosongkan depo-depo sampah yang ada secara perlahan. Untuk tahap awal, akan memprioritaskan beberapa depo yang dinilai tumpukan sampahnya telah melebihi kapasitas.
Kepala DLH Kota Jogja, Rajwan Taufiq menuturkan sebagai tahap awal, DLH Kota Jogja akan mengosongkan sampah di Dpo Sampah Purawisata pada Senin (29/9/2025). Setelah itu dilanjutkan dengan Depo Sampah Mandala Krida, Depo Argolubang, Depo Kotabaru, dan lainnya.
"Langkah tersebut merupakan bagian dari penanganan sementara krisis sampah dan limbah yang mendesak," katanya Senin (29/9/2025).
Pihaknya menargetkan depo-depo sampah prioritas tersebut akan kosong dalam dua pekan ke depan. Tumpukan sampah yang ada di depo sampah telah terjadi dalam beberapa hari belakangan. Hal itu lantaran Pemkot Jogja hanya memiliki keterbatasan kuota sampah yang dapat dibuang ke TPST Piyungan. Sampah yang mampu diolah oleh Unit Pengelolaan Sampah (UPS) milik Pemkot Jogja masih terbatas.
BACA JUGA: Warga Desa Otomatis Jadi Anggota Koperasi Merah Putih
Menghadapi permasalahan sampah tersebut, Pemkot berupaya meningkatkan produktivitas pada UPS milik Pemkot Jogja. UPS yang dioptimalkan antara lain yang ada di Kranon, Nitikan, Karangmiri, Giwangan, dan Sitimulyo.
"Kapasitas ini akan terus ditingkatkan dengan menambah jam operasional dan memberlakukan lembur bagi pekerja," katanya.
Beberapa UPS seperti di Giwangan dan Seyegan Mulyo bahkan sudah dioperasikan selama 24 jam penuh. Meskipun depo sampah di Kota Jogja dalam proses dikosongkan. Namun, transporter tetap dapat membuang sampah ke depo tersebut. Namun, untuk sementara depo sampah akan ditutup dengan terpal untuk mengurangi bau dan mengantisipasi lindi yang meluap.
Pemkot Jogja juga terus berupaya untuk mengurangi volume sampah dengan mendorong masyarakat mengolah sampah sesuai dengan program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos). Dalam program tersebut, mendorong masyarakat mengolah sampah organik dan anorganik.
"Ada dua strategi. Di hulu, kami dorong reduksi sampah rumah tangga melalui emberisasi dan biopori. Di hilir, kami maksimalkan pengolahan di UPS," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News