Kereta cepat Whoosh saat berhenti di Stasiun Whoosh Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto berharap mantan menko polhukam Mahduf MD memiliki data lengkap tentang pernyataannya soal dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Kabar dugaan mark up itu menurut Setyo mesti ditopang dengan data memadai.
"Kalau pak Mahfud menyampaikan seperti itu mudah-mudahan ada informasi, ada data dan dokumen yang bisa mendukung kejelasan dari yang disampaikan," kata Setyo kepada wartawan, Sabtu (18/10/2025).
Setyo mengaku sampai sekarang belum memperoleh informasi serupa soal dugaan mark up proyek Whoosh. Namun, Setyo menunggu Mahfud menyerahkan informasi itu secara langsung.
Setiap informasi bakal dikaji, sehingga Setyo tak memberi sinyal soal jemput bola atas informasi Mahfud. "Biar ditelaah dulu di level kedeputian apa yang harus dilakukan dengan informasi tersebut," ujar Setyo.
Sebelumnya, Mahfud menyentil dugaan mark up proyek Whoosh dalam akun YouTube Mahfud MD Official. Mahfud mengendus adanya selisih antara biaya pembangunan versi Indonesia dan versi China. Mahfud menyebut kalkulasi versi Indonesia di angka sekitar 52 juta dolar AS per kilometer. Padahal dari hitungan pihak China hanya sekitar 17–18 juta dolar AS per kilometer. Karena itu Mahfud mencurigai kenaikan tiga kali lipat dari biaya yang mestinya dikucurkan.