Media Asing Tiba-Tiba Sorot Sumatera RI, Jadi Masalah di Malaysia

11 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Media asal Amerika Serikat (AS), Associated Press (AP), menyoroti Indonesia. Hal ini terkait kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan gambut di beberapa wilayah di Pulau Sumatra yang terdeteksi di Malaysia, Minggu.

"Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah tahunan di Indonesia yang membebani hubungan dengan negara-negara tetangga," tulis laman itu dalam artikel berjudul "Forest Fire Haze from Indonesia Detected in Malaysia", dikutip Senin (21/7/2025).

"Dalam beberapa tahun terakhir, asap dari kebakaran tersebut telah menyelimuti sebagian wilayah Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand bagian selatan," tambahnya.

Laman itu mengutip Wakil Kepala Kepolisian Daerah Riau, Adrianto Jossy Kusumo. Disebutkan bahwa salah satu titik api berasal dari Provinsi Riau.

"Ia mengatakan lebih dari 140 kebakaran hutan dan lahan gambut dilaporkan terjadi di provinsi tersebut," tulisnya.

"Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu merupakan wilayah terdampak kebakaran terparah yang menghanguskan sekitar 46 hektar lahan di kedua kabupaten tersebut. Kebakaran ini mengakibatkan polusi kabut asap tebal di seluruh wilayah yang mengurangi jarak pandang hingga satu kilometer (setengah mil)," jelasnya lagi.

"Jumlah titik api turun dari 294 titik pada hari Sabtu setelah pihak berwenang berhasil memadamkan api di beberapa tempat," tulisnya mengutip Adrianto.

Hal sama juga dimuat laman Malaysia, Malay Mail dalam artikel "Unhealthy Air Quality in Peninsular Malaysia Doubles to Eight Areas in 24 Hours". Dimuat bagaimana jumlah wilayah di Semenanjung Malaysia yang mencatat kualitas udara tidak sehat telah berlipat ganda dalam semalam, berdasarkan data dari Sistem Manajemen Indeks Pencemaran Udara (APIMS) Departemen Lingkungan Hidup.

"Hingga pukul 09.00 pagi ini, delapan lokasi mencatat Indeks Pencemaran Udara (API) di atas 100," tulis laman itu Senin.

"Yang paling parah terkena dampaknya adalah Alor Gajah di Melaka, dengan angka API 160," ujarnya.

"Tujuh wilayah lain dengan udara tidak sehat adalah: Temerloh di Pahang (156), Banting di Selangor (155), Nilai di Negeri Sembilan (155), Kemaman di Terengganu (153), Johan Setia di Selangor (152), Cheras di Kuala Lumpur (151), Putrajaya (124)."

Angka API antara 0 dan 50 menunjukkan kualitas udara baik, 51 hingga 100 menunjukkan sedang, serta 101 hingga 200 menunjukkan tidak sehat. Sementara angka 201 hingga 300 menunjukkan sangat tidak sehat dan di atas 300 menunjukkan berbahaya.

Disebut bagaimana Indonesia menjadi penyebab. Dikatakan bahwa negara tetangga Indonesia telah berjuang melawan kebakaran hutan dan lahan yang diyakini sebagai sumber kabut asap selama beberapa hari terakhir dan akan meningkatkan upayanya, dimulai dengan penyemaian awan di Riau hari ini.

Meski begitu, Malaysia tak mengelakkan, kebakaran hutan di dalam negeri juga jadi sebab lain. Salah satunya di wilayah Kajang Prima dan Bukit Jalil.

"Salah satu kebakaran serupa di Kajang Prima pada 19 Juli menghanguskan 1,2 hektar lahan dan membutuhkan 22 petugas pemadam kebakaran dan empat unit mobil pemadam untuk mengendalikannya," ujarnya.

"Kebakaran semak terpisah dilaporkan terjadi di dekat Bukit Jalil pada hari yang sama," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Media Asing Soroti UU TNI di RI yang Kontroversial

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|