Mengenal Deepavali (Festival Cahaya) Dirayakan pada 20 Oktober 2025

4 hours ago 1

Harianjogja.com, JOGJA—Deepavali (Festival cahaya) 2025 jatuh pada 20 Oktober 2025.

Menurut Drik Panchang, Tithi Amavasya (Bulan Baru) yang menjadi penanda puncak perayaan dimulai pada pukul 15:44 pada 20 Oktober dan berakhir pada pukul 17:54 pada 21 Oktober.

Perayaan ini, yang juga dikenal sebagai Deepavali, adalah salah satu festival utama dan paling antusias disambut di India dan seluruh dunia. Menurut kalender Hindu, festival ini jatuh pada hari bulan baru di bulan Kartik, yang dianggap sebagai malam tergelap dalam setahun.

Diwali melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan, dirayakan dengan sukacita besar di seluruh dunia.

Secara spiritual, Diwali adalah lambang mengenai "kemenangan terang atas kegelapan, kebaikan atas kejahatan, dan pengetahuan atas ketidaktahuan,” seperti dikutip dari karya Jean Mead, How and Why do Hindus Celebrate Divali? (2013).

Dalam narasi Hindu, Deepavali menandai hari ketika Lord Rama, Mother Sita, Lakshmana, dan Hanuman kembali ke Ayodhya setelah 14 tahun pengasingan dan kemenangan atas raksasa Ravana.

Perayaan Lintas Agama

Menariknya, perayaan Diwali tidak cuma diperingati oleh umat Hindu saja. Beberapa agama atau kepercayaan lainnya, semisal Buddha Newar, Jain, dan Sikh, juga memiliki hari besar serupa, meskipun terdapat perbedaan dalam penyebutan serta kisah yang melatarbelakanginya.

Asal-Usul dan Etimologi Istilah Deepavali

Diwali dikenal dengan berbagai istilah seperti Deepawali, Deepavali, atau Dipavali. Keragaman istilah ini disesuaikan dengan bahasa lokal di India, seperti Sanskerta, Hindi, Tamil, dan lainnya.

Asal istilah Diwali diperkirakan bersumber dari bahasa Sanskerta, yaitu Dipavali.

Menurut James G. Lochtefeld dalam The Illustrated Encyclopedia of Hinduism (2002), Dipavali berarti “barisan atau serangkaian lampu.” Istilah ini dikaitkan dengan alat apapun yang bercahaya seperti lampu, lentera, lilin, dan lain-lain.

Istilah Dipavali juga memiliki makna tersirat, seperti yang dicatat oleh Monier Williams dalam Sanskrit English Dictionary (2008), yang mengartikannya sebagai “apa yang bercahaya, menyinari, atau pengetahuan.”

Sejarah Awal

Constance Jones dalam Religious Celebrations: An Encyclopedia (2011) memperkirakan Diwali merupakan perpaduan dari perayaan panen di India. Istilah ini ditemukan dalam teks-teks Sanskerta lama, berangka tahun awal Masehi.

Dalam naskah Skanda Purana yang ditulis sekitar abad 8 Masehi, diya (lampu) melambangkan bagian dari matahari, sang pemberi kosmik cahaya dan energi untuk seluruh kehidupan, demikian dikutip dari Guests at God's Wedding (2005) karya Tracy Pintchman.

Tradisi dan Kemeriahan Festival Cahaya

Selama perayaan Diwali yang berlangsung selama 5 hari berdasarkan penanggalan Hindu pada awal musim gugur. 

  • Penerangan: Seluruh kuil, rumah, toko, gedung kantor, dan berbagai bangunan lainnya diterangi dengan cerah, seperti diungkapkan oleh Frank Salamone dalam Encyclopedia of Religious Rites, Rituals and Festivals (2004).
  • Sukacita dan Berbagi: Diwali menjadi hari besar bagi umat yang merayakannya. Semua orang menyebarkan kebahagiaan dengan memakai pakaian baru, berbagi makanan atau permen, dan banyak kegiatan menyenangkan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|