Mengenal Fasilitas Nuklir Iran, Buat Israel Serang Besar-besaran

21 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Israel pada Jumat (13/6/2025) dini hari menyasar sejumlah situs strategis nuklir Iran, termasuk fasilitas utama di Natanz. Serangan ini terjadi di tengah kekhawatiran internasional atas laju percepatan program nuklir Teheran.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Iran telah menggelar sejumlah pembicaraan untuk meredakan ketegangan, namun belum mencapai hasil konkret.

Sejak AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada 2018, Iran terus meningkatkan kapasitas nuklirnya. Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), per Mei 2025 Iran memiliki 9.247,6 kg uranium yang diperkaya, atau 45 kali lipat dari batas perjanjian.

Yang paling mencemaskan, 408,6 kg di antaranya diperkaya hingga level 60%-hanya satu langkah lagi menuju 90%, ambang batas untuk senjata nuklir. IAEA memperkirakan Iran kini memiliki cukup material untuk membuat sekitar 10 bom nuklir, jika diperkaya lebih lanjut.

Meski begitu, Teheran tetap membantah memiliki niat membangun senjata nuklir.

Berikut ini adalah daftar situs nuklir utama Iran, yang menjadi sasaran inspeksi rutin oleh pengawas nuklir PBB, seperti dikutip dari AFP:

1. Natanz

Sekitar 250 km selatan Teheran, Natanz adalah fasilitas pengayaan uranium terbesar Iran. Terdapat hampir 70 kaskade sentrifus di dua bangunan, salah satunya bawah tanah. Pada 2021, situs ini disabotase, yang dituduh Iran sebagai ulah Israel. Serangan terbaru Israel dikabarkan menghantam Natanz dan menargetkan ilmuwan nuklir Iran.

Kepala IAEA Rafael Grossi mengonfirmasi bahwa situs Natanz termasuk "salah satu target".

2. Fordo

Terletak di bawah pegunungan dekat Qom, fasilitas ini dibangun secara rahasia dan baru terungkap ke publik pada 2009. Tahun lalu, IAEA menemukan partikel uranium di Fordo yang diperkaya hingga 83,7%.

Fordo awalnya digambarkan sebagai fasilitas "darurat" yang dibangun di bawah tanah untuk melindunginya dari potensi serangan udara, Iran kemudian mengindikasikan bahwa itu adalah pabrik pengayaan yang mampu menampung sekitar 3.000 sentrifus.

3. Isfahan

Di fasilitas konversi uranium di Isfahan di Iran bagian tengah, uranium mentah yang ditambang diproses menjadi uranium tetrafluorida (UF4) dan kemudian menjadi uranium heksafluorida (UF6), gas umpan untuk sentrifus.

Pabrik tersebut diuji secara industri pada tahun 2004 setelah selesai.

Pusat Isfahan juga memiliki fasilitas fabrikasi bahan bakar nuklir, yang diresmikan pada tahun 2009 dan memproduksi bahan bakar dengan pengayaan rendah untuk digunakan di pembangkit listrik.

Pada Juli 2022, Iran mengumumkan rencana untuk membangun reaktor riset baru di sana.

4. Arak

Reaktor air berat Arak sempat dibekukan dalam perjanjian 2015, namun Iran berencana mengoperasikannya pada 2026. Pekerjaan pada reaktor riset air berat Arak di pinggiran desa Khondab dimulai pada tahun 2000-an, tetapi dihentikan berdasarkan ketentuan kesepakatan tahun 2015.

Reaktor penelitian tersebut secara resmi dimaksudkan untuk memproduksi plutonium untuk penelitian medis dan lokasi tersebut mencakup pabrik produksi untuk air berat.

5. Teheran

Pusat riset nuklir di ibu kota menampung reaktor peninggalan era 1960-an dari AS, digunakan untuk produksi radioisotop medis.

6. Bushehr

Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di kota pelabuhan selatan Bushehr dibangun oleh Rusia dan mulai beroperasi pada kapasitas yang lebih rendah pada tahun 2011 sebelum disambungkan ke jaringan listrik nasional pada tahun 2012.

Rusia terus mengirimkan bahan bakar nuklir untuk pabrik tersebut, yang masih berada di bawah kendali IAEA.

Sebuah perusahaan Jerman memulai pembangunan pabrik tersebut dengan kapasitas nominal 1.000 megawatt hingga proyek tersebut dihentikan setelah revolusi Islam tahun 1979. Moskow kemudian menyelesaikannya.

7. Darkhovin & Sirik

Iran mulai membangun pembangkit listrik berkapasitas 300 megawatt di Darkhovin, di barat daya negara itu, pada akhir tahun 2022. Pada awal tahun 2024, Iran juga mulai membangun kompleks baru yang terdiri dari empat pembangkit listrik dengan kapasitas gabungan sebesar 5.000 megawatt di Sirik, di Selat Hormuz.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Takdir Nuklir Iran Bakal Dibahas Bersama AS di 'Kota Abadi' Eropa

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|