Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, industri alas kaki nasional mengirimkan sinyal positif di pasar global. Buktinya, kata dia, nilai ekspro alas kaki nasional di periode Januari-Maret 2025 tercatat naik 13,8% jadi US$1,89 miliar dari periode sama tahun lalu.
Hal itu disampaikannya saat Pelepasan Ekspor Alas Kaki produksi PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) di Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (12/6/2025). SCI mengekspor sepatu Nike ke India.
"PT SCI yang merupakan produsen alas kaki merek Nike, berhasil mengapalkan produknya ke pasar India. Perusahaan ini melakukan ekspor alas kaki ke India sebanyak 124.117 pasang sepatu senilai US$2 juta pada Mei 2025. Ditargetkan hingga September 2025, ekspornya akan mencapai 227.654 pasang atau senilai US$3,4 juta," kata Taufiek dalam keterangannya.
"Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan komersial, tapi juga menjadi indikator kuat bahwa Indonesia telah menjadi bagian dari global value chain (rantai nilai global) industri alas kaki. Produk kita tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar global, tetapi juga mampu menyesuaikan dengan standar internasional tertinggi," tambahnya.
Di sisi lain, dia mengungkapkan, saat ini ada tantangan yang dihadapi ekspor alas kaki Indonesia ke India. Khususnya, sambung Taufiek, terkait kebijakan Quality Control Orders (QCO) yang mulai diberlakukan oleh Pemerintah India pada Juli 2024.
Kebijakan, jelasnya, tersebut mewajibkan produk alas kaki yang masuk ke pasar India untuk mendapatkan sertifikasi Bureau of Indian Standard (BIS).
"Kendala terbesar bukan pada kualitas produk kita, tetapi terbatasnya sumber daya auditor dari BIS, yang sempat menghambat proses audit di lapangan," sebutnya.
Karena itu, ujarnya, Pemerintah Indonesia telah mengangkat isu tersebut dalam forum Technical Barriers to Trade (TBT) WTO sebagai Specific Trade Concern (STC).
"Pemerintah juga terus mendorong agar penerapan QCO lebih realistis dan terbuka terhadap kerja sama dengan lembaga sertifikasi global yang kredibel," katanya.
"Berbagai upaya diplomatik dan teknis dilakukan secara simultan, dan hari ini kita menjadi saksi bahwa kerja keras tersebut membuahkan hasil. Nike Indonesia berhasil kembali menembus pasar India, salah satunya melalui kontribusi nyata dari PT Selalu Cinta Indonesia," tambahnya.
Taufiek mengutip data BPS yang mencatat industri alas kaki nasional mampu tumbuh impresif sebesar 6,95% pada triwulan I tahun 2025.
Tak hanya itu, kata dia, data menunjukkan hingga Agustus 2024, sektor industri kulit dan alas kaki telah menyerap tenaga kerja sebanyak 961 ribu orang. Angka ini naik 3% dibanding tahun sebelumnya.
Artinya, imbuh Taufiek, industri alas kaki berperan sebagai industri padat karya strategis yang menopang stabilitas sosial dan ekonomi nasional.
"Capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa industri alas kaki nasional tidak hanya bertahan, tetapi terus tumbuh dan berekspansi secara aktif," ucapnya.
"Kami berharap industri alas kaki Indonesia semakin berdaya saing dan mampu memperluas ekspansi ke kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, serta terus berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif," sebut Taufiek.
Taufiek membeberkan, selama periode Januari-Mei 2025, telah masuk investasi dari 12 perusahaan skala besar di sektor alas kaki (PMA) dengan total nilai investasi mencapai Rp8 triliun. Disebutkan, kapasitas produksinya mencapai 64,6 juta pasang sepatu dan 214,6 juta pasang komponen alas kaki, serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 80 ribu orang.
"Ini adalah sinyal positif bahwa Indonesia masih menjadi destinasi utama investasi industri padat karya berorientasi ekspor," pungkasnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Di Tengah Badai PHK, Sri Mulyani Klaim Industri Tekstil RI Tetap Kuat