Pemerintah Cari Pengganti Rusia di Blok Migas RI Ini

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah berupaya mempercepat proses divestasi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia, Zarubezhneft, di Blok Tuna yang berada di Laut Natuna Utara.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, proses pencarian pengganti perusahaan asal Rusia di Blok Tuna tersebut hingga kini masih berlanjut. Adapun, Zarubezhneft sendiri tengah berdiskusi dengan operator Blok Tuna yakni Harbour Energy dalam proses pencarian mitra ke depannya.

"Salah satu di antara mereka kan lagi bernegosiasi terus nanti hasilnya seperti apa, nanti lapor ke Pak Menteri, nanti Pak Menteri akan memutuskan untuk supaya blok ini segera dikerjakan begitu," kata dia ditemui di sela acara The 49th IPA Convention and Exhibition di ICE BSD, Tangerang Selatan, dikutip Rabu (21/5/2025).

Djoko menargetkan proses divestasi Zarubezhneft di Blok Tuna dapat tuntas pada bulan depan. Dengan demikian, diharapkan proses pengerjaan proyek tersebut dapat segera berjalan.

"Targetnya bulan ini paling telat bulan depan sudah ada keputusan siapa yang akan mengerjakan dan kerja samanya dengan siapa," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan proses pencarian operator pengganti Zarubezhneft di Blok Tuna yang berada di Laut Natuna Utara, sebelah perbatasan Indonesia-Vietnam masih berlangsung.

Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional Maruf Affandi mengatakan saat ini operator Blok Tuna yakni Harbour Energy masih dalam proses pencarian partner melalui pembukaan data room di Blok Tuna. Adapun dari proses tersebut diketahui banyak para calon mitra yang tertarik masuk menggantikan Zarubezhneft.

"Proses ini terus berjalan. Kami update beberapa calon mitra yang mau masuk baik dari lokal maksud kami dari perusahaan Indonesia atau luar negeri," kata dia dalam Konferensi Pers, Selasa (16/1/2024).

Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dioperatori oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.

Ia pun berharap proses peralihan hak partisipasi Zarubezhneft di Blok Tuna dapat segera tuntas pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, wilayah kerja yang mengandung gas tersebut dapat segera berproduksi.

"Berharap di mid years bisa ditunjuk pengganti perusahaan Rusia tersebut," ujarnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Resmikan Lapangan Migas Rp 9, 8 T

Next Article Tak Diduga, RI Bakal Jadi Incaran Investasi Dunia Buat Gali Migas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|