Penikmat Gas Jumbo Blok Masela Dipastikan Diutamakan untuk Domestik

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan gas yang dihasilkan dari Proyek Gas Lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku akan diprioritaskan untuk kebutuhan gas dalam negeri.

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan bahwa pemerintah akan mengalokasikan gas produksi dari Blok Masela terutama untuk domestik.

Dia menyebut, jika terdapat kelebihan dari pemenuhan gas domestik, maka gas tersebut baru bisa dipertimbangkan untuk diekspor.

"Domestik pokoknya, domestik. (Saat domestik sudah terpenuhi), baru boleh ekspor," ujarnya di sela acara the 49th IPA Convention & Exhibition 2025, di ICE BSD, Selasa (20/5/2025).

Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Blok Masela

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara Inpex Masela Ltd dengan PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait jual beli gas Blok Masela, akan berlangsung pada besok, Rabu (20/5/2025).

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan bahwa penandatanganan HoA sendiri akan berlangsung di sela acara The 49th IPA Convention and Exhibition di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu (21/5/2025).

"Tanda tangan besok ya Masela. Insya Allah (saat disinggung kehadiran Prabowo) finalisasi nanti malam," kata Djoko di acara yang sama.

Meski demikian, Djoko sendiri tak memerinci lebih detail besaran pasokan gas yang nantinya akan diserap oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

"Ada dengan Pupuk, kemudian ada dengan PLN, ada dengan PGN dan satu lagi juga ada permintaan untuk yang committed kerja sama dengan yang buyer yang dikelola oleh sekarang yang di Bontang ya," katanya.

Sebelumnya, Djoko mendorong percepatan keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku ditargetkan bisa dilakukan pada tahun 2026 mendatang.

"(FID Blok Masela) harus tahun depan (2026), ini kan kita percepat," ungkap Djoko di sela acara Launching OLNG FEED Masela di Jakarta, Rabu (09/04/2025).

Perlu diketahui, perusahaan minyak dan gas bumi asal Jepang, Inpex Corporation, akhirnya resmi meluncurkan Front-End Engineering Design (FEED) atau desain teknis atau rekayasa Onshore LNG (OLNG) untuk proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku, pada hari ini, Rabu (09/04/2025) di Jakarta.

"Pokoknya (FID) tahun depan lah, tergantung itu kan berapa berapa persen, kalau sudah 100% ini kan berapa bulan, ini 6 bulan saja ini sudah 40% ya, ya pertengahan tahun depan lah ya," tambahnya.

Blok Masela melalui Kilang LNG Masela ditargetkan bisa memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun (MTPA), dan memproduksi 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa, serta 35.000 barel per hari (bph) kondensat.

Blok Masela dioperasikan oleh Inpex Masela Ltd dan memiliki hak partisipasi (Participating Interest/ PI) 65%. Lalu, hak partisipasi juga dimiliki oleh PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) sebesar 20% dan Petronas 15%.

Proyek migas strategis ini diperkirakan membutuhkan investasi hingga US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 355 triliun (asumsi kurs Rp 17.000 per US$) dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2029.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Gas RI Terus Turun, Pasokan Pembangkit PLN Terganggu?

Next Article Inpex Akhirnya Luncurkan Desain Teknis Proyek Gas Raksasa di Maluku

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|