Ilustrasi pajak. / Freepik
Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah fraksi di parlemen Prancis mendorong penerapan pajak khusus ke orang super kaya. Wacana tersebut mendapat penolakan dari pendiri sekaligus CEO konglomerasi barang mewah LVMH Bernard Arnault.
Arnault menilai wacana pajak kekayaan itu akan merusak fondasi ekonomi Prancis. Dia menyerang langsung ekonom Gabriel Zucman, pengusul kebijakan tersebut.
BACA JUGA: Gunung Marapi Alami Letusan Kedua Sore Ini
Dalam wawancara dengan Sunday Times, Arnault menyebut Zucman sebagai “aktivis kiri jauh” yang menggunakan keahliannya untuk mendorong agenda ideologis.
“Dia menggunakan pseudo-keahlian akademiknya—yang itu sendiri masih jadi bahan perdebatan luas—demi menyebarkan ideologi yang bertujuan menghancurkan ekonomi liberal, satu-satunya sistem yang bekerja untuk kebaikan semua orang,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Minggu (21/9/2025).
Pernyataan itu Arnault sampaikan di tengah perdebatan sengit penyusunan anggaran Prancis. Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron memang masih kesulitan menekan defisit fiskal akibat parlemen yang terbelah tanpa mayoritas absolut.
Fraksi Sosialis parlemen yang memegang peran penting pun mendorong penerapan pajak kekayaan sebesar 2% atas harta lebih dari 100 juta euro atau sekitar Rp1,95 triliun (asumsi kurs Rp19.500 per euro).
Menurut estimasi Zucman, sekitar 1.800 rumah tangga di Prancis akan terdampak skema tersebut, dengan potensi penerimaan negara mencapai 15 miliar euro (sekitar Rp292,5 triliun) per tahun.
Ekonom yang kini mengajar di Berkeley itu juga berargumen bahwa banyak miliarder Prancis membayar pajak penghasilan sangat minim, karena sebagian besar pendapatan mereka berupa dividen yang dialirkan melalui perusahaan holding dan luput dari pajak langsung. Dia bahkan menyebut nama Arnault secara langsung.
Sementara itu, Arnault membantah tudingan bahwa dirinya tidak berkontribusi ke negara. Dia mengaku salah satu pembayar pajak terbesar di Prancis.
Menanggapi serangan tersebut, Zucman menyebut retorika Arnault sebagai karikatural dan menolak label aktivis. “Retorika semacam ini, yang tidak jauh berbeda dari Trump atau Musk, seharusnya mengkhawatirkan kita,” tulisnya di platform X.
Adapun berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Arnault saat ini diperkirakan mencapai US$169 miliar atau sekitar Rp2.801,76 triliun (asumsi kurs JISDOR 19 September 2025, Rp16.578 per dolar AS), yang menjadikannya orang terkaya di Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis