Ilustrasi berdoa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – M erasa lebih takut kepada Allah SWT atau lebih banyak berharap kepada-Nya, manakah yang seharusnya lebih dominan dalam hati seorang hamba? Pertanyaan ini kerap muncul pada setiap Muslim yang ingin menjaga kualitas keimanan dan ketakwaannya.
Sebuah nasihat dari Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab An-Nafaais al-Uluwiyyah fi al-Masaail ash-Shuufiyah memberikan penjelasan penting mengenai keseimbangan dua sifat spiritual ini.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Asy-Syeikh Abdul Kabir bin Abdillah Bahmid bertanya, "Manakah yang lebih baik bagi seseorang. Apakah ia harus menyembunyikan amal-amal ibadahnya ataukah ia harus menampakkannya? Manakah yang lebih baik baginya, merasa takut lebih banyak ataukah berharap lebih banyak?"
Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menjawab mengenai mana yang lebih baik antara rasa takut dan rasa berharap kepada Allah SWT.
Al-Habib berpesan, ketahuilah bahwa rasa takut lebih utama bagi seorang yang kuat nafsunya dan kecondongannya cukup besar untuk berbuat maksiat.
Menurut Al-Habib, rasa takut kepada Allah SWT lebih Utama jika seseorang lebih condong kepada maksiat dan besar nafsunya. Kecuali setelah hatinya menjadi lurus.
Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menerangkan bahwa rasa berharap kepada Allah SWT lebih utama bagi seorang yang saat kematiannya telah dekat, agar ia mati dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah SWT.
Untuk seorang yang sehat jasadnya dan teguh agamanya, maka hendaknya ia menyamakan antara rasa takut dan rasa berharapnya kepada Allah SWT. Sehingga keduanya menjadi seimbang, bagai keseimbangan dua sayap seekor burung. Hal itu lebih utama baginya.
Mengenai amal ibadah sebaiknya ditunjukan atau disembunyikan, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menerangkan bahwa perlu diketahui jika seorang menunjukkan amal-amal ibadahnya secara terang-terangan agar bisa ditiru atau dikuti oleh orang lain, maka hal itu lebih baik baginya, asalkan tidak menyebabkan riya dalam dirinya.
Sebaliknya, menyembunyikan amal-amal ibadahnya lebih baik baginya jika hatinya bisa menjadi riya saat menunjukan amal ibadahnya, dan perbuatan baiknya tidak diharapkan ditiru oleh orang lain.
Jika ia merasa dirinya tidak akan riya dan tidak berharap perbuatannya ditiru oleh orang lain, maka menyembunyikan amal-amal ibadah lebih utama baginya.

2 hours ago
2












































