Respons Kementerian ESDM Terkait Kelangkaan BBM di SPBU Swasta

2 hours ago 3

Respons Kementerian ESDM Terkait Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Sejumlah kendaraan mulai mengantre di SPBU Shell Jalan Prof. Dr. Satrio, Jakarta Selatan usai BBM kembali dijual, Jumat (7/2/2025) - Bisnis.com - Mochammad Ryan Hidayatullah\\r\\n\\r\\n

Harianjogja.com, JAKARTA — Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU swasta seperti Shell, BP, hingga Vivo yang masih kosong meski Pertamina telah menyediakan pasokan. Begini respons Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sebagai konteks, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah meminta SPBU swasta kehabisan stok untuk membeli base fuel dari Pertamina sejak pekan lalu. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pun sempat menyebut stok BBM di SPBU swasta bakal segera hadir sekitar pekan ini.

Namun, hingga kini stok BBM di SPBU swasta masih kosong. Setidaknya, hal ini terjadi di SPBU Shell, BP, dan Vivo di kawasan Jakarta.

Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menuturkan, stok BBM di SPBU swasta saat ini masih kosong lantaran kesepakatan antara mereka dan Pertamina masih terus bergulir. Menurutnya, baru satu SPBU swasta yang telah sepakat membeli base fuel dari Pertamina, yakni Vivo.

"Minggu lalu sudah ada pihak swasta yang sudah mulai menyetujui poin-poin negosiasi sama Pertamina. Ditunggu saja. Kan ketersediaan tergantung kesepakatan dari swasta sama Pertamina," ujar Laode di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (28/9/2025).

Oleh karena itu, Laode belum bisa memastikan mulai kapan stok BBM di SPBU swasta kembali normal. Dia menekankan bahwa hal itu bergantung pada kesepakatan antara SPBU swasta dengan Pertamina.

BACA JUGA: Tanggapan Pakar Soal Kelangkaan BBM di SPBU Swasta

Apalagi, transaksi para badan usaha itu dilakukan secara business to business (B2B). Karenanya, Kementerian ESDM tidak bisa campur tangan lebih jauh selain memberi rekomendasi.

Laode menyebut, saat ini Pertamina telah menyediakan 100.000 base fuel untuk SPBU swasta.

"Yang jelas BBM-nya sudah ada di pelabuhan, di kargo. jadi sebenarnya ini tinggal kecepatan antara swasta dan Pertamina melakukan proses negosiasi," tutur Laode.

Kendati, Laode tak tinggal diam. Secara paralel pihaknya mengirimi surat kepada para pelaku usaha SPBU swasta dan Pertamina. Surat itu, bertujuan untuk mendorong kesepakatan antara SPBU swasta dan Pertamina.

"Kalau kami maunya diimplementasikan, makanya Minggu kemarin hari Jumat saya sudah bikin surat lagi ke Pertamina dan swasta agar segera mengimplementasikan. jadi tiap Minggu itu saya bersurat untuk mengingatkan," ucap Laode.
Vivo Sepakat Beli BBM Pertamina

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga siap memasok kebutuhan BBM Vivo sebanyak 40.000 ribu barel untuk memenuhi kebutuhan konsumen Vitol Group tersebut.

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun mengungkapkan bahwa dari 100.000 barel kargo BBM impor yang ditawarkan kepada pengusaha SPBU swasta tersebut, Vivo bakal menyerap 40.000 barel.

Menurut Roberth, langkah kolaborasi untuk pemenuhan BBM antara Pertamina Patra Niaga dan Badan Usaha Swasta (BU Swasta) ini sebagai tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

“PT Vivo Energy Indonesia [Vivo] sepakat untuk melakukan proses b to b dengan Pertamina Patra Niaga,” kata Roberth dalam keterangannya dikutip Sabtu (27/9/2025).

Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance, PPN dan Vivo berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, Roberth menambahkan mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Harapan kami, dengan niat baik ini Vivo dapat berkolaborasi, dengan tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|