RI Kejar Target Punya 10.000 Km Rel KA di 2030, Tinggal Sisa Segini

1 day ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar dalam pengembangan transportasi berbasis rel. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun menargetkan pengembangan jaringan jalur kereta api hingga 10.000 km pada tahun 2030, dan membuka lebar pintu investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Allan Tandiono dalam forum International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Ia menegaskan, kereta api adalah moda transportasi masa depan yang efisien dan berperan penting dalam menekan biaya logistik nasional.

"Transportasi yang bagus, yang baik bisa mengurangi biaya logistik dan akhirnya kita betul-betul percaya bahwa kereta api adalah satu mode transportasi yang sangat efisien yang bisa mengurangi biaya logistik yang akan mendongkrak perekonomian. Ada banyak yang harus kita lakukan, tapi kita perlu lebih banyak uang," ujar Allan.

Saat ini, lanjutnya, panjang jalur kereta api yang beroperasi di Indonesia berada di angka 7.000 km. Untuk mengejar target 10.000 km pada tahun 2030 mendatang, pemerintah membutuhkan dukungan investasi yang besar, termasuk dalam pembangunan sistem metro bawah tanah yang membutuhkan biaya tinggi.

"Indonesia punya mimpi yang besar untuk mengembangkan perkeretaapian kami. Di 2030 kami berharap sudah memiliki suatu jalur rel kereta api lebih dari 10.000 km. Sekarang kami baru beroperasi di atas 7.000 km, jadi ada banyak sekali yang masih harus dilakukan. Untuk membuat suatu sistem metro bawah tanah dalam pasar, sekarang kita perlu sekitar US$ 120 juta/km, bayangkan kalau kita perlu membangun 20 km, berapa banyak uang yang harus disediakan oleh pemerintah," jelasnya.

Dalam hal investasi, Allan menyatakan komitmen Kemenhub untuk membuka diri dan menjamin kenyamanan serta keamanan para investor.

Rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru seri Commuter Line Indonesia (CLI)-125 memasuk peron di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru seri Commuter Line Indonesia (CLI)-125 memasuk peron di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru seri Commuter Line Indonesia (CLI)-125 memasuk peron di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Kita semua di sini berkomitmen untuk profesional dan transparan dalam mengelola investasi-investasi di tempat kami dari awal sampai akhir dan ini apa yang menjadi komitmen kami. Kami ingin melakukan sesuatu sehingga kalau anda berbisnis dengan kami semuanya akan lancar, mulus dan mudah menyenangkan," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut investasi di sektor perkeretaapian Indonesia tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas layanan transportasi publik.

"Komitmen kami adalah kami akan membuka diri untuk semua bisnis dari lokal, asing, para investor. Kami membuka diri, kami akan melindungi investasi anda, kami akan memastikan bahwa akan ada kepastian dalam urusan anda dengan kami dan uang anda di sini akan sangat bermanfaat dan menguntungkan," jelas Allan.

"Jadi kami percaya, selain investasi anda, Anda juga akan bisa memberikan layanan yang lebih baik di masa mendatang. Tidak hanya dalam pengurangan biaya logistik saja, tetapi kereta api adalah satu moda transportasi yang disukai oleh banyak orang," lanjutnya.

Allan juga menyoroti antusiasme masyarakat terhadap layanan kereta di wilayah metropolitan seperti Jabodetabek. Ia mencontohkan lonjakan pengguna commuter line, MRT, LRT, hingga kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Di area metropolitan Jakarta misalnya, hampir 1 juta orang menggunakan commuter line. MRT sekarang melayani sekitar 100.000 orang per hari, LRT kami juga sekarang melayani lebih dari 100 ribu penumpang per harinya," ujarnya.

"Kereta cepat Jakarta-Bandung, saat kami memulai proyek tersebut, banyak yang bertanya-tanya siapa yang akan naik kereta itu karena jaraknya pendek. Tapi hari ini, di weekend kami melayani lebih dari 20.000 orang penumpang," imbuh dia.

Menurut Allan, keberhasilan proyek-proyek tersebut harus dilanjutkan dengan integrasi antarmoda, terutama memastikan akses yang mudah menuju stasiun-stasiun penting seperti Karawang.

"Ke depannya kami percaya bahwa dengan penghentian Karawang harus ada kolaborasi dari sektor lain, memastikan (masyarakat) mengakses stasiun-stasiun ini menjadi hal yang mudah," pungkasnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nikel RI Jadi Rebutan Dunia, Komitmen Lingkungan Diuji

Next Article Anggaran Kemenhub Dipotong, Begini Nasib Subsidi KRL-Kapal Pelni Cs

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|