RI Masih Bangun PLTU Batu Bara, ESDM: Bukan Barang "Haram"!

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034. Adapun, penambahan kapasitas pembangkit listrik di dalam RUPTL tersebut ditargetkan dapat mencapai 69,5 Gigawatt (GW).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu mengatakan bahwa dari total kapasitas tersebut, sebesar 42,6 GW berasal dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), 10,3 GW berasal dari sistem penyimpanan energi (storage), dan 16,6 GW akan berasal dari pembangkit berbasis energi fosil.

Mengulang apa yang disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Jisman menegaskan bahwa batu bara bukan barang haram, sehingga pemerintah akan tetap menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama untuk pembangkit listrik.

"Minggu kemarin juga pertanyaan yang sama disampaikan kepada Bapak Menteri langsung, maka jawaban Pak Menteri akan kami ulang, bahwa PLTU batu bara itu bukan barang haram, kemudian batu bara banyak dihasilkan di Indonesia, bahkan kita ekspor," kata dia dalam Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN 2025-2034 di kantornya, Senin (2/6/2025).

Jisman menambahkan dari kapasitas pembangkit berbasis fosil sebesar 16,6 GW, setidaknya sekitar 3,2 GW sudah beroperasi pada tahun 2025, dan sebagian besar lainnya sedang dalam tahap konstruksi.

"Untuk yang masih kita bangun fosil sebesar 16,6 GW, dan sebagian besar sebenarnya yang batu bara ini sudah COD di 2025 ini, sekitar 3,2 GW sudah COD, dan sebagian besar sudah konstruksi, itu melanjutkan apa yang kita rencanakan di RUPTL sebelumnya," katanya.

Sebelumnya, Bahlil menyindir salah satu negara di Eropa yang masih berkontrak batu bara dengan Indonesia selama 20 tahun. Namun negara tersebut terus mendeklarasikan penggunaan energi 'bersih'.

"Sekarang Eropa (bilang) tidak pakai batu bara, ah pesan di Indonesia kok kontrak 20 tahun. Jangan bohong-bohong lah, aku gak sebut negara mana tapi kita kirim (batu bara)," kata Bahlil dalam 2025 Energi and Mineral Forum, di Kempinski Jakarta, dikutip Selasa (27/5/2025).

Menurut Bahlil konsumsi batu bara dunia saat ini mencapai 8,9 miliar ton per tahun, sedangkan yang diperdagangkan mencapai 1,3 miliar ton per tahun. Indonesia sendiri melakukan ekspor sebanyak 600 sampai 650 juta ton per tahunnya.

"Jadi kita 50% suplai batu bara dunia. Batu bara yang beredar itu dari Indonesia," jelasnya.

Bahlil juga melaporkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto soal batu bara Indonesia yang dianggap sebagai energi kotor. Kendati demikian, Indonesia masih terus melanjutkan upaya transisi energi sesuai kemampuan seperti yang sudah disepakati dalam Paris Agreement.

"Batu bara kita dianggap kotor terus, padahal nggak juga. Kita ini sebenarnya kondisi dunia kayak gini tentang transisi energi gak usah sok-sokan lebih hebat dari negara G7," ujar Bahlil.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RUPTL 2024-2034 Disahkan, DPR Ungkap Nasib PLTU Batu Bara - EBT

Next Article PLTU Batu Bara RI Ini Bakal 'Disuntik Mati' 7 Tahun Lebih Cepat!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|