REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Konflik di jajaran tertinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menjadi sorotan setelah mencuatnya isu pemakzulan terhadap Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Dua tokoh muda NU yang kini menjadi pengurus harian PBNU, Mohamad Syafi’ Alielha (Savic Ali) dan Hasanuddin Ali, angkat suara mengenai dinamika yang tengah terjadi. Savic Ali mengakui situasi saat ini cukup mengkhawatirkan karena belum terlihat adanya komunikasi terbuka antara Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.
"Tentu saya mengkhawatirkan, karena sampai hari ini kita belum lihat ada sebuah ruang yang terbuka cukup lebar untuk berkomunikasi,” ujar Savic dikutip dari tayangan podcast Ruang Publik di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Kendati demikian, ia menegaskan keyakinannya bahwa NU akan tetap terjaga sebagaimana dawuh KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).“Seperti dawuh Gus Mus, NU itu dijogo Gusti Allah, gak usah terlalu khawatir. Akhirnya, saya udah benar dari kemarin sebenarnya, gak khawatir amat,”kata dia.
Savic mengaku memilih berbicara kepada media agar informasi yang berkembang tidak diisi oleh pihak-pihak yang kurang kredibel dan tidak memahami persoalan. Menurut dia, prinsip Tawassuth, Tawazun, Tasamuh, dan I'tidal (adil) harus dijadikan pegangan dalam menyikapi persoalan internal organisasi.
Ia pun mencontohkan bagaimana prinsip proporsionalitas (Tawazun) dalam mengambil keputusan.“Orang nyuri sepeda, dipukulin sampai mati, itu nggak proporsional. Yang dipukulin sampai mati akan dosanya lebih besar daripada yang nyuri sepeda. Itu kan kita udah gaungkan dari dulu dan itu memang rumusan dari para ulama," jelas Savic.

8 hours ago
3
















































