Sukarelawan URC Desa Tanggap Bencana Desa Sidoharjo, Ali Yusuf, menunjukkan 13 butir telur piton di kandang jerami milik warga di Desa Singopadu, Sidoharjo, Sragen, Minggu (12/10/2025). (Istimewa - URC Tagana Sidoharjo Sragen)
Harianjogja.com, SRAGEN—Seorang nenek menemukan 13 telur ular piton saat hendak mengambil jerami untuk pakan ternak sapi di kandang jerami miliknya di Dukuh Kuwon RT 014, Desa Singopadu, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Minggu (12/10/2025) pagi.
Nenek tersebut sempat terkena patukan ular piton Sanca Kembang sebanyak dua kali saat mengambil jerami. Kendati dipatuk dua kali di punggung tangannya, perempuan lanjut usia tersebut tidak mengalami luka karena ular piton memang tidak berbisa.
Ular piton itu kemudian dievakuasi anggota Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Desa Tanggung Bencana (Destana) Desa Sidoharjo, Sragen. Setelah dievakuasi, ular piton itu diketahui sepanjang 2,5 meter sampai 3 meter dan sedang mengerami 13 butir telur.
Anggota Tim URC Destana Desa Sidoharjo, Sragen, Ali Yusuf, 47, kepada Espos, Minggu, mengungkapkan kandang jerami itu milik Mbah Suramto, suami korban, warga Dukuh Kuwon RT 014, Desa Singopadu, Sidoharjo, Sragen.
Yusuf menyampaikan ular itu mematuk nenek-nenek itu dua kali yang sebenarnya merupakan upaya memberi tanda bahwa ular itu sedang tidak mau diganggu karena sedang mengerami 13 butir telurnya. Dia menyampaikan evakuasi ular dibantu sukarelawan LPBI NU Sidoharjo Wiji Hastuti, sukarelawan Poldes Kamal, dan sukarelawan FKPPI Wiwik.
"Awalnya tadi pagi, saya jalan-jalan pagi bersama istri sekalian mau mampir ke pasar belanja. Di tengah perjalanan, ada rekan sukarelawan FKPPI yang menghubungi ponsel istri untuk meminta bantuan evakuasi ular di kandang jerami tetangga desa. Kebetulan lokasinya dekat, saya langsung ke lokasi untuk memastikan," ujar dia.
Yusuf menuju rumah Mbah Suramto dan melihat ke kandang jeraminya. Saat itulah, Yusuf menemukan ular berembunyi di tumpukan jerami karena terlihat ekornya. Yusuf mencoba membuka sarang ular itu agar bisa menangkapnya. Dia kesulitan mencari posisi kepala ular karena yang terlihat hanya ekornya dan ada 13 butir telur ular yang baru saja dierami.
"Akhirnya ekor ular itu saya tarik agar terlihat kepala. Ular saya tarik kuat-kuat dan kemudian saya bawa ke lokasi yang lebih luas. Lokasi kandang terlalu sempit. Setelah saya bawa keluar dan di lokasi yang lapang, kepala ular berhasil saya tangkap sehingga evakuasi ular lebih mudah," jelas Yusuf.
Yusuf melanjutkan korban terkena patukan ular dua kali saat mengambil jerami untuk pakan sapi. Saat mengambil jerami langsung kena patuk pertama. Dia mengatakan kebetulan di lokasi jerami ada kayu, patukan itu dikira kena kayu.
Dia mengatakan kemudian korban mengambil jerami untuk kedua kali dan punggung tangannya kena patukan ular lagi. Setelah dipriksa ternyata ada ular piton melingkar yang di tengahnya ada telur yang dierami.
Korban kemudian memanggil suaminya, Suramto, dan memberi tahu di kandang jerami ada ular besar. Kemudian Suramto menunggu di kandang jerami sedangkan istrinya mencari bantuan untuk evakuasi.
"Kebetulan teman dari FKPPI lewat depan rumah Mbah Suramto. Mbah Putri minta bantuan relawan FKPPI itu. Lalu saya yang dihubungi. Saya datang. Setelah ular berhasil ditangkap, saya memberi edukasi bagaiman kalau tergigit ular piton dan cara melepaskannya. Saya juga memberi contoh cara menangkap dan memasukkan ke dalam karung," jelas Yusuf.
Yusuf berpendapat 13 butir telur itu kemungkinan merupakan telur pertama. Ular piton yang sudah bertelur biasanya panjangnya sekitar 3 meter. Ukuran telurnya sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id