3 hours ago
1
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Reza Rahadian bercerita tentang film debut penyutradaraannya, Pangku. Film ini lahir dari cerita pribadi dan dari ingatan masa lalu yang masih melekat.
“Saya dibesarkan oleh seorang ibu tunggal. “Saya melihat sendiri perjuangan seorang perempuan yang harus bekerja, mengurus anak, dan tetap berdiri, buat saya, itu inspirasi utama.” kata Reza dalam sesi wawancara di Kemang, Kamis (16/10/2025).
Reza menyebut film ini sebagai bentuk penghormatan terhadap keteguhan hidup. Datang dari latar keluarga sederhana, Reza tahu betul arti kata berjuang. Ia pernah tinggal di rumah petakan bersama ibunya, menyaksikan langsung bagaimana sang ibu bekerja keras.
“Itu semua membentuk cara saya berpikir, cara saya melihat dunia, melihat manusia, dan akhirnya mempengaruhi cara saya membuat film,” ujar Reza.
Dari pengalaman itu lahirlah Pangku, film yang menyoroti kehidupan perempuan-perempuan, para ibu, pekerja, dan manusia yang berusaha bertahan di tengah kerasnya ekonomi. Meski debutnya sebagai sutradara disambut baik, Reza enggan buru-buru menetapkan ciri khas gaya penyutradaraannya. “Enggak bisa dinilai dari satu film, mungkin nanti, film kedua, ketiga, baru kelihatan mana yang paling saya banget,” ujarnya.
Yang jelas, ia tak ingin terjebak dalam bayang-bayang sutradara lain. “Saya banyak belajar dari Hanung Bramantyo, Garin Nugroho, sampai Bang Joko Anwar, tapi saya nggak mau bikin film yang terasa kayak siapa. Saya mau percaya gaya saya sendiri,” kata dia.
Langkahnya terbukti berhasil. Pangku terpilih tayang di Busan International Film Festival, dan bahkan mendapatkan sambutan hangat dari penonton internasional. “Rasanya campur aduk, gugup, senang, dan bersyukur. Yang paling membahagiakan, penonton di sana bisa paham film ini walau ada language barrier. Artinya, pesannya universal," ujarnya. Film Pangku mulai tayang di bioskop Indonesia pada 6 November 2025.
