REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengevakuasi hampir 350.000 orang dari wilayah pesisir selatan ketika Topan Matmo menerjang daratan pada Ahad (5/10/2025). Topan membawa angin kencang dan hujan deras ke Provinsi Guangdong dan Hainan.
Pusat Meteorologi Nasional (NMC) melaporkan, topan Matmo telah menguat dan semakin parah sebelum menghantam pantai antara Wuchuan di Guangdong dan Wenchang di Hainan sekitar tengah hari.
Topan Matmo bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 25 kilometer per jam dan membawa angin berkekuatan maksimum hingga 151 kilometer per jam. Kondisi ini mendorong otoritas cuaca mengeluarkan 'Red Alert', status tertinggi dalam sistem peringatan empat tingkat di China.
Di Guangdong dan Hainan, pihak berwenang menyatakan total 347.000 warga telah direlokasi dari wilayah berisiko tinggi dan pesisir. Lebih dari 10.000 personel darurat dan penyelamat dikerahkan di seluruh Guangdong, menurut laporan South China Morning Post.
Wakil Sekretaris Partai Provinsi Guangdong, Meng Fanli, menginstruksikan para pejabat untuk “segera bersiaga” dan memastikan “tidak ada korban jiwa serta kerugian minimal” selama libur Hari Nasional dan Pertengahan Musim Gugur, periode ketika mobilitas warga biasanya tinggi.
Kota pelabuhan Zhanjiang memberlakukan penutupan penuh terhadap kegiatan belajar mengajar, bisnis, transportasi, dan layanan publik sejak Sabtu malam. Semua jalan raya ditutup mulai Ahad pagi.
Langkah serupa dilakukan di sejumlah wilayah Hainan, termasuk ibu kota Haikou dan kota pesisir Wenchang, dengan menutup sekolah, tempat kerja, jalur feri, dan destinasi wisata sementara waktu.
Seluruh layanan kereta api di Pulau Hainan dihentikan sementara pada Ahad, dan operasional kereta berkecepatan tinggi diperkirakan kembali normal pada Senin. Penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Haikou Meilan juga dibatalkan sejak Sabtu malam dan akan dibuka secara bertahap.
Lebih dari 100 penerbangan di Hong Kong terdampak pada Ahad ketika Topan Matmo melintas di sekitar kota tersebut, dengan sekitar 27 pembatalan, menurut Otoritas Bandara setempat.
Dilansir laman The Independent, Observatorium Hong Kong menyatakan topan tersebut mulai melemah dan bergerak menjauh pada siang hari. Saat itu, pusat badai berada sekitar 390 kilometer dari Hong Kong.
Badan Meteorologi Hong Kong kemudian menurunkan status peringatan dari Sinyal Angin Kencang No 3 menjadi Sinyal Siaga No 1, setelah ancaman angin berkurang. “Namun, di bawah pengaruh zona hujan terluar Matmo, angin lokal masih cukup kencang pada awalnya, terutama di lepas pantai dan dataran tinggi. Akan terjadi hujan badai, petir, dan hembusan angin sesekali,” demikian peringatan dari Observatorium, yang juga mengimbau masyarakat menghindari aktivitas pesisir dan olahraga air.