Upacara Dies Natalis ke/63 Duta Wacana digelar di Auditorium Koinonia UKDW pada Jumat, 31 Oktober 2025. / ist
JOGJA—Dies Natalis ke-63 Duta Wacana mengangkat tema “Inovasi, Kolaborasi, Transformasi”, yang menjadi pilar pengembangan civitas academica Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Perayaan tahun ini menghadirkan rangkaian kegiatan, antara lain UKDW Sadar Sampah, Pameran Potret Budaya, Diseminasi Doktor, Talkshow Mental Health, Family Gathering & Fun Run, Mitra Gathering, serta Ibadah & Upacara Dies Natalis.
Ibadah dan Upacara Dies Natalis ke-63 Duta Wacana digelar di Auditorium Koinonia UKDW pada Jumat, 31 Oktober 2025. Dalam laporannya, Ketua Panitia Dies Natalis ke-63 Duta Wacana, dr. Ida Ayu Triastuti, MHPE, menekankan bahwa rangkaian kegiatan menyoroti kesehatan yang komprehensif, mencakup lingkungan, mental, dan fisik, melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif. Civitas diajak menjaga kesehatan lingkungan melalui sosialisasi UKDW Sadar Sampah dan belajar memilah sampah dengan tepat. Untuk kesehatan mental, UKDW bekerja sama dengan Our Daily Bread Ministries (ODBM), memberikan penguatan resiliensi mental. Sementara itu, kesehatan fisik dijaga melalui fun run yang melibatkan civitas dan masyarakat umum.
Selain itu, terdapat kegiatan Ruang Riung, pameran seni yang menyoroti pentingnya desain inklusif sebagai jembatan antara keberagaman kemampuan manusia dan ruang hidup yang berkeadilan.
Menutup laporannya, dr. Ida menegaskan, “Inovasi mengajarkan kita berpikir kreatif, Kolaborasi menanamkan nilai kebersamaan, dan Transformasi membawa kita pada perubahan nyata.”
Hadir dalam acara tersebut Drs. Kadri Renggono, M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Yogyakarta, yang membacakan sambutan dari Wali Kota Yogyakarta. UKDW diharapkan memiliki sinergi berkelanjutan dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menumbuhkan dan menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang sehat, cerdas, sejahtera, dan berbudaya.
Dalam Orasi Ilmiah, I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., menekankan pentingnya kolaborasi antara manusia, sains, dan cinta untuk menghadapi tantangan zaman. Ia menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) sebagai alat untuk mendorong kemajuan, bukan kemalasan, serta menegaskan bahwa masalah kompleks di Indonesia membutuhkan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Kolaborasi transdisiplin memungkinkan ilmu pengetahuan peduli terhadap isu sosial dan humaniora, mempersempit sekat antar-disiplin, dan membuka jalan bagi solusi nyata.
Andi Arsana menambahkan, “Saya merasa suasana tadi sangat positif. Hal ini membuat saya menyampaikan pemikiran saya dengan nyaman.” UKDW, menurutnya, menjadi wadah inovasi, kolaborasi, dan pengembangan masyarakat melalui nilai Pancasila, semangat ekumenis, dan visi membangun bangsa yang berkelanjutan. Orasi ini menegaskan bahwa cinta dan sains harus berjalan berdampingan, saling menguatkan untuk menghasilkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.
Dalam kesempatan itu, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T. M.T., Rektor UKDW, menyampaikan perkembangan universitas, mencakup fasilitas, capaian dosen dan mahasiswa, internasionalisasi, hilirisasi penelitian, profil lulusan, program beasiswa, serta kemitraan yang terjalin. Dr.-Ing. Wiyatiningsih juga memaparkan progress pengembangan Kampus 2 dan rumah sakit pendidikan di Sedayu yang menjadi bagian dari visi pengembangan UKDW ke depan.
Acara ini juga diwarnai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Global Learning Lab International, terkait penyelenggaraan program leadership untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































