Ukraina Kirim Serangan Terbesar, Rusia Matikan Internet-Tutup Bandara

14 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dipaksa menutup akses internet seluler di beberapa wilayah dan membatasi ruang udara pada Kamis (22/5/2025), setelah gelombang serangan drone besar-besaran dilancarkan oleh militer Ukraina semalaman.

Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari 3 tahun, dan memicu gangguan besar terhadap penerbangan sipil di Moskow serta menimbulkan kekhawatiran keamanan di sejumlah wilayah domestik Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sedikitnya 182 drone Ukraina berhasil dicegat di 11 wilayah berbeda, termasuk yang mendekati ibu kota Moskow. Sementara itu, Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengungkapkan bahwa puluhan drone lainnya ditembak jatuh saat mendekati wilayah udara kota.

"Selama 72 jam terakhir, total 485 drone berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia di berbagai wilayah dan daerah pendudukan," demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir Newsweek.

Serangan yang terjadi sejak Rabu malam ini digambarkan sebagai serangan drone terbesar terhadap wilayah Rusia sejak Maret, memperlihatkan skala dan intensitas baru dalam penggunaan drone oleh militer Ukraina dalam perang yang terus berkecamuk.

Salah satu dampak paling nyata dari serangan ini adalah keputusan militer Rusia untuk menonaktifkan internet seluler di wilayah Oryol, yang terletak tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

Gubernur wilayah Oryol, Andrei Klychkov, mengatakan bahwa lebih dari 20 drone Ukraina ditembak jatuh di wilayahnya semalam, dan penutupan jaringan seluler dilakukan atas permintaan langsung dari Angkatan Bersenjata Rusia.

"Keputusan ini tidak mudah, tetapi sangat diperlukan. Saya mohon pengertian semua pihak. Prioritas utama kami adalah keselamatan penduduk, bisnis, dan infrastruktur," tulis Klychkov dalam kanal Telegram resminya.

Penutupan internet serupa juga terjadi di wilayah Tula dan Vladimir pada Rabu, menyusul serangan drone yang sama.

Gubernur Tula, Dmitry Milyaev, juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan menyatakan bahwa keselamatan lebih penting daripada kenyamanan digital sementara. Pemerintah regional Vladimir mengeluarkan pernyataan serupa, menekankan bahwa "melindungi jiwa dan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama kami."

Dampak serangan ini tidak hanya dirasakan di darat, tetapi juga di udara. Tiga bandara utama di Moskow-Vnukovo, Domodedovo, dan Sheremetyevo-mengalami gangguan operasional berat. Sejak siang hari Rabu, bandara-bandara ini beroperasi secara terbatas dan terganggu secara berkala, menyebabkan ratusan penumpang telantar, menurut laporan The Moscow Times.

Penghentian dan pengalihan penerbangan terus terjadi karena ancaman drone yang masih berlangsung di wilayah udara sekitar Moskow.

Pakar militer dan pensiunan kolonel Rusia, Anatoly Matviych, menjelaskan kepada media lokal Lenta bahwa pemutusan internet seluler saat serangan drone bertujuan untuk melemahkan sistem navigasi drone musuh. Menurutnya, sebagian besar drone Ukraina bergantung pada sinyal GPS yang terhubung melalui jaringan seluler untuk menentukan posisi dan menargetkan lokasi.

"Ketika koneksi internet dimatikan, drone kehilangan kemampuan untuk memposisikan diri dan menyerang bangunan atau infrastruktur. Akibatnya, mereka menjadi tidak terarah dan gagal mencapai sasaran," kata Matviych.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Klaim Tembak Jatuh 376 Drone Ukraina Dalam Sehari

Next Article Ukraina Ngamuk, Fasilitas Militer Rahasia Rusia Dibombardir Drone

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|