Uni Eropa Resmi Longgarkan Target Iklim 2040 Jelang COP30 di Brasil

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri-menteri iklim negara anggota Uni Eropa sepakat melonggarkan target iklim 2040. Kesepakatan ini dicapai tepat sebelum Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) di Brasil dimulai.

Lewat pemungutan suara, para menteri iklim Uni Eropa menyetujui target pemangkasan emisi 90 persen pada 2040 dari tingkat 1990, dengan sejumlah fleksibilitas. Negara-negara Uni Eropa diizinkan membeli kredit karbon dari luar negeri untuk memenuhi 5 persen dari target pemangkasan emisi tersebut.

Keputusan ini mengurangi beban pemangkasan emisi industri blok itu menjadi 85 persen. Uni Eropa juga sepakat mempertimbangkan opsi di masa mendatang untuk menggunakan kredit karbon internasional guna memenuhi 5 persen lebih lanjut dari pengurangan emisi 2040. Langkah itu berpotensi mengurangi 5 persen lagi dari target domestik.

Selain itu, negara-negara Uni Eropa sepakat memangkas emisi antara 66,25 hingga 72,5 persen pada 2035. PBB meminta semua negara menyerahkan rencana dan target pemangkasan emisi yang ditetapkan sendiri (Nationally Determined Contribution atau NDC) sebelum COP30.

“Menetapkan target iklim tidak hanya memilih angka, tapi keputusan politik dengan konsekuensi jangka panjang bagi seluruh benua,” kata Menteri Iklim Denmark, Lars Aagaard, Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan, Uni Eropa harus menjamin pencapaian target dilakukan sambil mempertahankan daya saing, keseimbangan sosial, dan keamanan. Negara-negara anggota Uni Eropa juga sepakat menunda peluncuran pasar karbon selama satu tahun, menjadi 2028.

Namun, masih ada beberapa negara yang menolak target 2040, seperti Polandia, Slovakia, dan Hungaria, yang menilai target itu akan memperlemah daya saing industri blok tersebut. Akan tetapi, perlawanan mereka tidak cukup untuk menahan kesepakatan yang didukung 15 dari 27 negara anggota.

Dengan disepakatinya target iklim 2040, maka Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tidak datang ke COP30 dengan tangan kosong. Pertemuan ini akan menguji komitmen iklim perekonomian terbesar di dunia setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari Perjanjian Paris.

Uni Eropa mengklaim memimpin upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim pada pertemuan COP sebelumnya. Namun, pelemahan target 2040 menunjukkan kemunduran ambisi iklim blok tersebut.

Industri dan sejumlah pemerintah Uni Eropa skeptis blok itu dapat membiayai transisi energi dan pemangkasan emisi yang diperlukan untuk menahan laju pemanasan global. Di sisi lain, mereka juga memerlukan anggaran besar untuk prioritas lain, seperti pertahanan dan penguatan industri domestik.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|