Harianjogja.com, JOGJA—Jaksa Paris, Laure Beccuau menyatakan lebih dari 100 penyidik telah diurunkan untuk mengungkap kasus pencurian yang mengguncang Museum Louvre di Paris. Tim besar ini bertugas menganalisis beragam data untuk mengetahui lokasi dan identitas pelaku kejahatan tersebut.
Media Prancis, Journal du Dimanche mengungkapkan, awalnya hanya ada 60 orang penyidik yang diturunkan. Lalu, Laure Beccuau membutuhkan penambahan dan kini jumlah penyidik bertambah menjadi 100 orang, dan akan bekerja selama durasi yang dibutuhkan.
Laure itu menambahkan bahwa tim forensik telah mengumpulkan lebih dari 150 DNA, sidik jari, dan sampel bukti jejak lainnya, yang saat ini sedang dianalisis secara mendalam. Selain itu, penyidik terus meninjau rekaman pengawasan (CCTV) untuk menentukan pergerakan dan lokasi para perampok selama dan setelah kejadian. Museum Louvre sendiri mulai dibuka kembali untuk pengunjung pada Rabu, dua hari setelah pencurian perhiasan berharga itu terjadi.
Pencurian itu terjadi pada 19 Oktober, di mana pencuri membobol Museum Louvre dan mencuri sembilan perhiasan dari 23 koleksi Napoleon dan Permaisuri. Barang-barang yang dicuri meliputi tiara, anting-anting, kalung, dan bros yang dulunya milik ratu dan permaisuri Prancis.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Laurent Nunez, menjelaskan modus operandi para pelaku. Ia menyebutkan bahwa pencuri membobol Museum Louvre melalui jendela menggunakan tangga yang terpasang pada alat pemetik ceri (cherry picker). Mereka kemudian memotong kaca jendela dengan gerinda sudut, dan melarikan diri menggunakan skuter.
Menteri Nunez tidak menutup kemungkinan bahwa para pelaku adalah warga negara asing. Sementara itu, laporan Le Parisien menyebutkan bahwa pencurian tersebut dilakukan oleh kelompok empat orang, dua di antaranya bertugas membobol museum.
Jaksa Paris, Laure Beccuau, menambahkan bahwa alat pemetik ceri yang digunakan pelaku telah dicuri pada 10 Oktober di komune Louvre di departemen Val-d'Oise, Prancis utara. Penyidik kini sedang berupaya menentukan keberadaan kendaraan tersebut antara hari pencurian alat hingga hari perampokan Museum Louvre.
Sebelumnya, rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan petugas keamanan dan masyarakat umum terkunci di dalam Museum Louvre setelah perampokan terjadi. Media Prancis melaporkan bahwa para perampok masuk dengan cara menggunakan lift barang untuk mendapatkan akses ke Galeri Apollo, sebuah ruangan bersejarah yang terletak di sisi museum yang menghadap Sungai Seine.
Para pelaku dilaporkan mencuri setidaknya sembilan perhiasan berharga sebelum melarikan diri menggunakan skuter. Nilai pasti dari barang rampasan tersebut saat ini masih dalam proses evaluasi oleh pihak berwenang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































