Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, masih menjadi momok dunia. Menerapkan hukuman tarif pada negara-negara dengan surplus perdagangan tinggi ke AS menjadi inti dari kebijakan ekonomi Trump.
Lalu apa saja update terbarunya? Berikut delapan update dirangkum CNBC Indonesia dari beragam sumber, Rabu (19/2/2025).
1.China Ngamuk Sebut Resesi
Dalam update terbarunya, China dilaporkan mengecam keras tarif AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tarif besar-besaran yang diancam atau diberlakukan oleh Presiden Donald Trump berisiko memicu inflasi dan distorsi pasar bahkan resesi global.
"Dunia menghadapi serangkaian kejutan tarif," kata duta besar China untuk WTO, Li Chenggang, Selasa sore waktu AS, dikutip AFP.
"AS telah memberlakukan atau mengancam tarif pada mitra dagangnya, termasuk China, secara sepihak dan sewenang-wenang, yang secara terang-terangan melanggar aturan WTO. China dengan tegas menentang tindakan tersebut," tambahnya.
"Kejutan tarif ini meningkatkan ketidakpastian ekonomi, mengganggu perdagangan global, dan berisiko menimbulkan inflasi domestik, distorsi pasar, atau bahkan resesi global."
Ia pun menegaskan bahwa unilateralisme AS menjungkirbalikkan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan. Menurutnya taruhannya tinggi bagi semua anggota WTO, besar maupun kecil.
China sendiri membalas Trump dengan sejumlah tarif balasan, di antaranya menargetkan batu bara AS dan gas alam cair. Seorang pejabat perdagangan AS yang berkantor di Jenewa, menyerang China dengan menyuarakan kekhawatiran bahwa Beijing mengoperasikan sistem ekonomi nonpasar dan secara rutin melanggar aturan WTO.
"AS menyoroti masalah yang berasal dari kurangnya transparansi China dan mengabaikan pengawasan WTO," kata pejabat tersebut.
"AS juga menunjukkan bahwa ketidakmampuan WTO saat ini untuk mengatasi kebijakan China yang mendistorsi pasar, seperti subsidi yang tidak adil, secara signifikan mengurangi efektivitas organisasi," ujarnya.
2.Tarif Baru Otomotif
Trump kini menerapkan rencana penerapan tarif lain. Kepada wartawan Selasa sore waktu AS, ia mengatakan bahwa pemerintahannya merencanakan memberikan tarif hingga 25% ke mobil impor.
Pengumuman akan ia berikan 2 April. Ia sesumbar tarif bisa saja makin tinggi ke depan.
"Beanya akan berada di kisaran 25 persen dan lebih tinggi, dan akan naik jauh lebih tinggi selama (selama) satu tahun," katanya kepada wartawan di Mar-a-Lago, seraya menambahkan bahwa ia ingin memberi waktu bagi perusahaan untuk memasuki pasar AS.
Di sisi lain, kemarin Trump juga menandatangani perintah eksekutif untuk meningkatkan keterjangkauan dan ketersediaan "fertilisasi in vitro" alias IVF, masalah kesehatan yang telah ia bahas selama masa kampanye.
"Perintah tersebut merupakan arahan kepada Dewan Kebijakan Dalam Negeri untuk memeriksa cara-cara agar IVF dan perawatan fertilitas lainnya lebih terjangkau bagi lebih banyak warga Amerika," kata sekretaris staf Gedung Putih Will Scharf bersama Trump.
3.Bank Sentral Australia Pangkas Suku Bunga
Sementara itu, bank sentral Australia memangkas suku bunga acuannya pada hari Selasa. Ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.
Namun lembaga moneter itu memperingatkan gejolak global dapat menggagalkan pelonggaran lebih lanjut. Bank Sentral Australia memangkas suku bunga tunai sebesar 0,25 poin persentase menjadi 4,10%, pertama kalinya sejak November 2020.
"Inflasi telah turun secara substansial sejak puncaknya pada tahun 2022, tetapi tetap berhati-hati tentang prospek pengurangan lebih lanjut di masa mendatang," katanya dimuat AFP menunjuk pada prospek ketidakpastian "signifikan" di luar negeri.
"Kami belum dapat menyatakan kemenangan atas inflasi," kata Gubernur Bank Michele Bullock kepada wartawan.
"Saat ini juga terdapat banyak ketidakpastian seputar prospek global, dan prospek bahwa kebijakan yang tidak terduga dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat," tambahnya.
Ekonom Moody's Analytics Harry Murphy Cruise mengatakan Australia "akhirnya bergabung dengan sebagian besar negara-negara mitra internasionalnya dalam memangkas suku bunga". Ia menegaskan, jika melihat yang tersirat, jangan berharap pelonggaran lebih lanjut dalam waktu dekat.
Bank sentral dan pasar saham di seluruh dunia dengan cemas mengamati dampak dari rencana tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Federal Reserve AS minggu lalu memperingatkan prospek ekonomi yang "sangat tidak pasti" yang diganggu oleh "kebijakan perdagangan, imigrasi, dan regulasi".
Seperti kebanyakan bank sentral utama dunia, Australia dengan cepat menaikkan suku bunga dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang melonjak yang dipicu oleh Covid-19 dan pecahnya perang di Ukraina.
Inflasi telah turun dari puncaknya di 7,8% pada Desember 2022 dan sekarang berada di 2,4%. Meskipun tekanan harga telah mereda, banyak rumah tangga Australia tetap terbebani oleh tingginya biaya. Mulai dari makanan, bahan bakar, dan perumahan.
4.Menteri Perdagangan AS Ditunjuk
Senat AS diperkirakan akan mengonfirmasi miliarder Wall Street Howard Lutnick sebagai menteri perdagangan AS, Rabu ini. Penunjukkan itu akan menjadi senjata baru Trump dalam perang dagangnya demi kampanye "America First" yang dijadikan alat negosiasi ke global.
Lutnick, kepala eksekutif perusahaan jasa keuangan Cantor Fitzgerald, adalah sekutu dekat Trump dan telah menjadi pembela pengenaan tarif pada impor AS. Jika dikonfirmasi, ia akan memimpin departemen yang memperjuangkan kepentingan bisnis AS dan mengawasi perangkat yang membatasi ekspor teknologi tertentu, termasuk semikonduktor, ke musuh seperti China dan Rusia.
"Jabatan itu akan menempatkannya di garis depan agenda tarif dan perdagangan Washington, dengan pengawasan di kantor Perwakilan Dagang AS," kata Trump.
Departemen Perdagangan bertanggung jawab atas program senilai hampir US$53 miliar. Melibatkan subsidi untuk merangsang sektor pembuatan chip AS, yang sebelumnya disebut Lutnick sebagai "uang muka yang sangat baik", meskipun menekankan perlunya meninjau investasi.
Selama sidang konfirmasinya bulan lalu, Lutnick mendukung tarif yang luas yang menargetkan negara-negara daripada produk-produk tertentu. Ia bahkan mengisyaratkan pendekatan agresif terhadap Beijing.
"Kita dapat menggunakan tarif untuk menciptakan timbal balik, keadilan, dan rasa hormat," katanya kepada anggota parlemen.
Ia juga membantah bahwa tarif akan menyebabkan inflasi yang meluas. Meskipun para ekonom khawatir bahwa bea dapat menambah biaya konsumen dalam jangka pendek dan membebani pertumbuhan dalam jangka panjang.
5.Menteri Meksiko ke AS untuk Nego Hindari Tarif
Menteri ekonomi dan keamanan Meksiko sedang bersiap untuk mengunjungi AS guna melakukan pembicaraan dengan pemerintahan Trump dengan tujuan untuk menghindari tarif perdagangan. Hal ini dikatakan Presiden Claudia Sheinbaum.
Sebelumnya, Trump mengumumkan pada tanggal 3 Februari bahwa ia akan menghentikan tarif terhadap Meksiko selama satu bulan. Ini setelah Sheinbaum berjanji untuk mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan AS untuk mengatasi penyelundupan narkoba.
"Saya berharap, seperti biasa, bahwa kita akan mencapai kesepakatan yang baik dengan pemerintah AS," katanya.
Sheinbaum bersumpah akan melakukan pembalasan pada tanggal 1 Februari setelah Trump mengumumkan tarif 25 persen untuk barang-barang Meksiko. Trump sendiri menuduh negara Amerika Latin itu tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan migrasi ilegal dan penyelundupan fentanil.
Beberapa hari kemudian, Trump menunda pemberlakuan pungutan perdagangan setelah Sheinbaum setuju melalui panggilan telepon untuk mengerahkan 10.000 tentara lagi ke perbatasan bersama kedua negara.
Sebagai balasannya, Meksiko ingin Washington menindak tegas perdagangan senjata api ke arah lain, dengan mengatakan senjata-senjata itu berakhir di tangan anggota kartel narkoba.
Secara teori, Meksiko seharusnya dilindungi terhadap tarif AS oleh perjanjian perdagangan bebas regional yang dinegosiasikan ulang di bawah Trump. Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), yang menggantikan perjanjian NAFTA sebelumnya pada tanggal 1 Juli 2020, akan ditinjau ulang pada bulan Juli tahun depan.
6.Xi Jinping Kumpulkan Businessman China
Presiden China, Xi Jinping tiba-tiba mengumpulkan semua pebisnis China, Senin. Semua tokoh bisnis terkemuka hadir, termasuk salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, yang sebelumnya dibatasi geraknya oleh otoritas karena sejumlah kasus.
Pertemuan juga dihadiri pendiri raksasa teknologi Huawei Ren Zhengfei dan raksasa kendaraan listrik China, BYD, Wang Chuanfu. Robin Zeng, pendiri perusahaan baterai terkemuka CATL juga terlihat dengan Wang Xing, salah satu pendiri platform internet Meituan.
Ini merupakan langkah baru Xi setelah sebelumnya melancarkan tindakan keras terhadap bidang-bidang sektor swasta, disebut pemerintah Beijing, mengalami ekspansi "tidak teratur". Sejak minggu lalu, sejumlah laporan memang mengatakan ia bersiap bertemu dengan banyak tokoh bisnis China, di tengah upaya Tirai Bambu berjuang melawan melambatnya ekonomi karena krisis real estate, ditambah penurunan konsumsi yang terus menerus dan tingginya pengangguran kaum muda.
Pertemuan tertutup ini, dikatakan CNBC International juga merupakan hal yang jarang terjadi. Xinhua menyebut, Xi mendesak pengusaha untuk "menunjukkan bakat mereka" di tengah "era baru" bisnis di negeri itu.
"Era baru dan perjalanan baru memiliki prospek yang luas bagi pengembangan ekonomi swasta dan potensi yang besar," katanya, menurut laporan Xinhua yang diterjemahkan Google.
"Sudah saatnya bagi perusahaan swasta dan pengusaha swasta untuk menunjukkan bakat mereka."
Ia menambahkan China harus "menyatukan pemikiran kita, memperkuat kepercayaan diri kita, dan mempromosikan pengembangan ekonomi swasta yang sehat dan berkualitas tinggi". Menurutnya kesulitan dan tantangan yang dihadapi swasta di China saat ini memang muncul namun hanya parsial dan dapat diatasi.
"Kita harus fokus pada penyelesaian masalah tunggakan rekening yang terutang kepada perusahaan swasta. Kita harus memperkuat pengawasan penegakan hukum, fokus pada perbaikan tuduhan acak, denda, inspeksi, dan penyitaan, dan secara efektif melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan swasta dan pengusaha swasta sesuai dengan hukum," katanya, menurut laporan itu menyerukan "hubungan yang bersih antara pemerintah dan bisnis".
"China harus berusaha keras untuk mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi, di antara tujuan lainnya," tambahnya.
Seruan Xi muncul saat China menghadapi pula perang dagang jilid II Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Produk China telah dikenai tarif impor 10% oleh AS.
Belum lagi sorotan keras diberikan dunia ke perusahaan rintisan Tiongkok, DeepSeek, yang melakukan langkah revolusioner ke AI. Pendiri DeepSeek Liang Wenfeng juga hadir di acara tersebut.
7.Tarif Trump Picu Kecemasan Otomotif AS
Banjir pengumuman kebijakan perdagangan presiden telah membuat para produsen mobil AS gelisah. Tekanan Trump ke perdagangan global itu telah membuat biaya tambahan ke industri otomotif Paman Sam.
Tarif tambahan 10% untuk impor dari China, pemasok suku cadang mobil utama yang telah diberlakukan, dan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium yang mulai berlaku pada 12 Maret, kemungkinan akan menambah lapisan lain pada biaya pasokan dan produksi.
"Ini seperti, sedikit di sini, sedikit di sana," kata CEO Ford Jim Farley minggu ini.
"Mereka tidak akan menjadi kecil jika disatukan."
Pada hari Kamis, ketika Trump menandatangani rencana untuk menerapkan "tarif timbal balik" yang menyeluruh dengan mitra dagang, ia menyoroti ketidakseimbangan antara pungutan AS dan Uni Eropa atas impor mobil sebagai contoh utama dari apa yang menjadi sasarannya. Dan keesokan harinya, presiden mengatakan ia berencana untuk mengumumkan tarif atas mobil asing pada awal April, meskipun ia tidak menyebutkan seberapa besar pungutan tersebut atau negara mana yang akan menjadi sasaran awalnya.
Jika tarif Meksiko dan Kanada yang dijeda akhirnya diberlakukan, Farley mengatakan hal itu akan "membuat lubang" pada industri otomotif AS. Apalagi industri itu telah terintegrasi dengan negara-negara tetangganya sejak NAFTA tahun 1990-an.
"Kebanyakan orang menyadari ancaman tersebut, tetapi mereka tidak percaya ia akan menjatuhkan bom," kata ekonom Cox Automotive, Charlie Chesbrough, merujuk kebijakan Trump.
8.Singapura Jadi Korban Perang Dagang
Sejumlah negara dunia tengah bersiap untuk mencegah dampak dari potensi perang dagang yang dicanangkan Presiden Trump terhadap China. Terbaru, Singapura menyatakan pembacaannya pada potensi perang dagang tersebut.
Dalam sebuah pidato anggaran di parlemen, Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong menyebut Singapura akan merasakan dampak dari meningkatnya ketegangan global dengan pertumbuhan ekonomi yang akan melambat tahun ini. Menurut Wong, baik AS dan China terkunci dalam persaingan untuk supremasi, sehingga kedua negara siap untuk mengambil tindakan yang lebih tegas untuk memajukan kepentingan mereka.
"Semua tekanan ini akan membentuk kembali ekonomi global dan meredam prospek pertumbuhan global. Sebagai ekonomi kecil dan terbuka, kita akan merasakan dampaknya," kata Wong dikutip Reuters.
PDB Singapura meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2024 dari 1,8% yang direvisi pada tahun 2023. Namun kementerian perdagangan memperkirakan pertumbuhan pada tahun 2025 akan menurun menjadi 1,0% hingga 3,0%, perkiraan yang ditegaskan kembali Wong pada hari Selasa.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Dagang AS-China Memanas, China Balas Tarif Baru Trump
Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China