XL Axiata dan Smartfren Merger, Hal Ini Paling Disorot Investor

1 week ago 95

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi mega merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan melahirkan entitas baru bernama XLSmart dinilai bakal menciptakan nilai sinergi triliunan rupiah per tahun pasca integrasi keduanya berjalan.

Mengutip materi paparan Analyst & Investor Conference Call XL Axiata, XL akan menjadi surviving entity dan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sambil menerbitkan saham baru kepada pemegang saham Smartfren sesuai dengan rasio penggabungan. Rasio penggabungan adalah 72:28 nilai ekuitas antara XL Axiata dan Smartfren.

Tanggal 10 Desember 2024, perjanjian definitif merger diteken kedua belah pihak. Sehari kemudian, proposal aksi merger ini diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Di tengah proses merger yang sedang berjalan, belum lama ini EXCL merilis laporan keuangan untuk tahun buku 2024. Analis BRIDanareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam laporan riset terbarunya menjelaskan bahwa kinerja EXCL di kuartal IV-2024 tetap resilien serta pasar menanti rampungnya aksi merger.

"XL melaporkan laba bersih kuartal 4 tahun 2024 mencapai Rp 502 miliar (tumbuh 72,2% secara kuartalan dan 85,3% secara tahunan) ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan marjin EBITDA yang terjaga" tulis Niko dalam laporan risetnya, Jumat (14/2/2025).

Dalam laporan tersebut juga menjelaskan bahwa merger XLSmart tetap on-track untuk tercapai di kuartal 3 tahun 2025. Salah satu hal yang banyak disorot dari merger adalah potensi sinergi yang tercipta nantinya.

Manajemen memberikan pedoman bahwa nilai sinergi akan dapat dicapai kurang lebih 3-5 tahun setelah merger dengan perkiraan nilai mencapai USD 300-400 juta per tahun. Dengan asumsi kurs Rp 16.000/USD maka estimasi nilai sinergi tersebut setara dengan Rp 4,8 - 6,4 triliun per tahun sebelum pajak.

"Sinergi dari aksi merger dapat terealisasi terutama karena dua entitas bisnis menggabungkan keunggulan masing-masing dan menciptakan satu entitas baru yang jauh lebih kompetitif yang tidak dapat dicapai jika EXCL dan FREN berdiri sendiri-sendiri (standalone)" - Aqil Triyadi dari Panin Sekuritas.

Pembentukan sinergi terutama dipengaruhi oleh aspek jaringan dan infrastruktur teknologi informasi, pengadaan dan aspek komersial. Dalam paparannya, baik EXCL dan FREN dapat melakukan optimalisasi jaringan dengan menon-aktifkan 20-30% jaringan yang tumpang tindih.

Dari sisi ekspansi, entitas baru bernama XLSmart yang terbentuk pasca merger juga dapat berinvestasi selektif di kota-kota yang ditargetkan dengan fokus pada profitabilitas. Selanjutnya dari aspek akselerasi saluran digital dapat dicapai dengan memberikan pengalaman digital baru yang lebih unggul dan meningkatkan penjualan silang atau cross-selling.

"Nilai sinergi yang diestimasikan sebesar Rp 4,8 - 6,4 triliun per tahun sebelum pajak pasca-merger masih sangat feasible untuk dicapai. Memang butuh proses dan waktu dan tidak serta merta, tetapi skala ekonomi yang lebih besar ditambah optimalisasi beban biaya operasional, kebutuhan belanja modal (capex) hingga beban sewa setiap tahunnya memungkinkan perusahaan capai angka sinergi yang diharapkan, bahkan jika berjalan mulus sinergi bisa lebih besar" - Aqil Triyadi dari Panin Sekuritas.

Sementara itu, riset CGS International juga turut melakukan perhitungan potensi penciptaan nilai tambah kumulatif dari sinergi per tahun pra-pajak yang diestimasikan bisa mencapai Rp 19,6 - 28 triliun nantinya.

Dengan penggabungan EXCL dan FREN, nantinya XLSmart akan memiliki 94,5 juta pelanggan seluler, dengan pendapatan sebesar Rp 45,4 triliun dan laba operasional sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi atau dikenal EBITDA sebesar Rp 22,4 triliun mengacu pada angka pro-forma.

Merespons aksi korporasi ini, analis pasar modal memberikan pandangan yang positif dengan rekomendasi beli saham EXCL yang nantinya akan menjadi surviving entity. Beberapa sekuritas asing bahkan memberikan target harga di atas Rp 3.000.

Beberapa sekuritas yang memberikan rekomendasi beli seperti Macquarie yang menyematkan target harga untuk EXCL di Rp 3.000 per saham. Kemudian ada UOB-Kay Hian Sekuritas yang memberikan target harga di Rp 3.200 per saham.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kinerja OCBC Sepanjang 2024 Hingga Hanhwa Siap Caplok NOBU

Next Article XL Axiata dan Smartfren Umumkan Merger Strategis Senilai Rp 104 T

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|