89 Kalurahan di Gunungkidul Berstatus Tangguh Bencana

5 hours ago 2

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul menetapkan Kalurahan Jetis, Saptosari dan Grogol di Kapanewon Paliyan menjadi Kalurahan Tangguh Bencana di Bumi Handayani. Meski demikian, upaya mitigasi kebencanaan ini belum bisa menyasar ke seluruh kalurahan.

Sub Koordinator Kelompok Subtansi Pencegahan Bencana, Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa Arifianto mengatakan, total ada 144 kalurahan di Kabupaten Gunungkidul. Meski demikian, belum semuanya berstatus sebagai kalurahan Tangguh bencana karena baru terbentuk di 89 kalurahan.

“Tahun ini tambah dua, yakni di Kalurahan Jetis dan Grogol. Jadi, total sudah ada 89 kalurahan berstatus Tangguh bencana,” kata Agus, Selasa (14/10/2025).

Menurut Agus, kategori kalurahan tangguh bencana disesuaikan dengan karakteristik dan potensi kebencanaan di masing-masing wilayah. Sebelum dibentuk ada sejumlah pelatihan baik berupa gladi bersih maupun gladi lapangan berkaitan dengan upaya penaganan saat terjadi bencana alam.

“Mudah-mudahan dengn pembentukan kalurahan Tangguh bencana maka upaya mitigasi kebencanaan dapat dioptimalkan sehingga saat terjadi bencana dapat dilakukan penanganan secara efektif,” katanya.

Pihaknya berjanji akan terus memperluas jaraingan kalurahan tangguh bencana di Gunungkidul. Meski demikian, upaya yang dilakukan juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran dimiliki.

“Paling tidak diawali dengan sosialisasi tentang kalurahan Tangguh bencana seperti yang kami selenggarakan hari ini [Selasa] di Kalurahan Mulusan,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, cuaca ekstrem masih mungkin terjadi, terlebih lagi saat ini sudah akan memasuki musim hujan. Oleh karenanya, ia meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana.

“Kehati-hatian dan waspada dibutuhkan untuk menekan dampak dari terjadinya cuaca ekstrem. Kita juga terus berupaya memperluas jariangan kalurahan Tangguh bencana di Gunungkidul,” katanya.

Menurut dia, dampak dari cuaca ekstrem tidak hanya angin kencang, tapi juga ada potensi lain seperti banjir maupun tanah longsor. Purwono mengakui sudah membuat kajian terkait dengan potensi bencana di Gunungkidul.

Untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Kali Oya. Selain itu, juga ada beberapa titik di Kapanewon Girisubo. Potensi longsor didominasi di zona utara Gunungkidul, meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong.

“Untuk angin kencang potensinya menyebar di seluruh wilayah di Gunungkidul,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|